SABAR
After patience beautiful
things await
Oleh: A. Faisal Marzuki
Payung memang tidak menghentikan hujan, tetapi dengan payung kita
mampu berjalan dalam hujan tanpa kebasahan. Begitu juga dengan SABAR atau KESABARAN.
Ia boleh jadi tak memberi kita kemenangan, tapi ia mampu memberi kita kekuatan
untuk menghadapi berbagai cobaan dan masalah yang kita hadapi. [Kata
seorang Bijak]
PENDAHULUAN
M
|
engutip Ensiklopedi Tasawuf Imam Ghazali karya
Luqman Junaedi, sabar memiliki arti yang cukup luas. Sabar tidak hanya
dilakukan ketika seseorang tertimpa musibah. Tetapi, apa pun pekerjaan yang (sedang,
tengah) dilakukan harus dibarengi dengan sikap sabar sampai berhasil, apa lagi
mengerjakan pekerjaan yang sulit (delicate)
dan rumit (complicated).
Kalau belum berhasil juga coba introspeksi diri
mungkin ada yang salah di diri kita atau mungkin masyarakatnya belum semaju
seperti cara kita berfikir. Maka dalam keadaan sabar itu diperlukan dengan
mengubah sikap diri atau pendekatan yang mumpuni dalam menghadapinya. Sabar
semacam ini disebut sabar yang bukan apatis dan pasif, melainkan sabar yang
proaktif.
Sabar adalah salah satu tingkatan maqamat (maqam, derajat) yang harus dilalui oleh setiap manusia yang beriman
yang ingin maju. Manusia yang ingin berada dalam jalan Allah Subhāna Wa
Ta’ālā akan melalui jalan tersebut dengan sabar.
Ibnu Taimiyah mengatakan sabar dalam menghadapi
musibah merupakan sikap sabar yang paling mendominasi. Jika seseorang memiliki
stres, resah, dan susah maka sebaik-baiknya senjata adalah bersabar.
Firman-Nya dalam Surah al-Baqarah, Allah Subhāna Wa
Ta’ālā meminta segenap hamba-Nya agar menjadikan shalat dan sabar
sebagai media motivasi dan pembelajaran atau pelipur lara daripada putus
harapan. “Dan mohonlah pertolongan (kepada Allah)
dengan sabar dan shalat. Dan (shalat dan sabar) sungguh berat, kecuali bagi
orang-orang yang khusyuk (kebulatan hati - dalam mencari jalan keluar atau
sabar yang proaktif,” QS Al-Baqarah 2:45.
MANIFESTASI SABAR
Sabar adalah suatu sikap dalam menahan emosi dan
keinginan baik yang belum tercapai, serta bertahan dalam situasi sulit dengan
tidak mengeluh. Sabar merupakan kemampuan mengendalikan diri yang juga
dipandang sebagai sikap yang mempunyai nilai tinggi dan mencerminkan kekokohan jiwa
orang yang memilikinya.
Semakin tinggi kesabaran yang seseorang miliki maka semakin kokoh juga ia dalam menghadapi segala macam masalah yang terjadi dalam kehidupan. Sabar juga sering dikaitkan dengan tingkah laku positif yang ditonjolkan oleh individu atau seseorang.
Dalam sebuah pernyataan
pendek, dikatakan bahwa sabar itu "...seperti
namanya, adalah sesuatu yang pahit dirasakan, tetapi hasilnya lebih manis
daripada madu."
Salah satu dalil tentang
kesabaran dalam Qur'an, sungguh Allah Subhāna
Wa Ta’ālā berfirman yang artinya: "Dan
taatilah Allah dan Rasul-Nya dan janganlah kamu berselisih, yang menyebabkan
kamu menjadi gentar dan kekuatanmu hilang dan ‘Bersabarlah kalian. Sungguh
Allah bersama orang-orang yang sabar’," QS al-Anfāl 8:46.
Dalil ini menunjukkan bahwa
sabar itu wajib. Dalam hal ini, seseorang menahan diri dari segala ujian yang
menimpanya. Seperti dalam bekerja atau dalam berkomuniti, dimana segala usaha,
saran, pendapat, atau segala sesuatu yang tidak sesuai dengan keinginan kita
tidak didapatinya, dan itu dianggap berat; tapi dengan dia menahan diri dengan
jalan bersabar (namun tetap proaktif), maka dia menjauhkan dirinya dari
kemarahan terhadap segala yang menimpanya demi menjaga keimanan dan kesehatan
fisik serta jiwanya.
Manfaatnya
jadi “Orang yang Sabar”, Lebih Sehat dan Menikmati Hidup. Memelihara sifat
sabar ternyata bukan hanya membuat hati tidak cepat dipenuhi rasa marah, tapi
juga meningkatkan kualitas kesehatan fisik. Orang yang sabar biasanya lebih
tenang, relaks, dan menikmati hidup.
Secara umum, orang dengan tipe "kepribadian X" dan mudah membenci memiliki tingkat kesabaran yang rendah. Orang dengan "kepribadian X" memiliki ciri antara lain gampang tersinggung, memiliki obsesi yang besar, dan senang mendominasi. Penelitian menunjukkan, orang dalam kelompok kepribadian tersebut memiliki peningkatan risiko sakit jantung.
Last but not least, dalam sebuah pernyataan pendek, dikatakan bahwa sabar
itu "...seperti namanya, adalah sesuatu yang pahit dirasakan, tetapi
hasilnya lebih manis daripada madu." After patience beautiful things await, Insya
Allāh “Setelah masa kesabaran dilalui, maka hal-hal
indah akan menunggunya”. Billāhit
Taufiq wal-Hidāyah. Germantown, MD, 22 Ramadhan 1441 H / 15 Mei 2020 M. □ AFM