Thursday, May 5, 2016

Makkah Adalah Pusat Dunia





T
emuan ilmiah yang menghebohkan para ilmuwan dan dipublikasikan pada bulan januari 1977 menyebutkan, “Kota Makkah al-Mukaramah adalah pusat daratan di dunia” - dan pusat tempat peribadatan manusia di dunia, yaitu Baitullāh sebagai tempat peribadatan, dan Ka’bah sebagai kiblatnya. Fakta bahwa “Kota Makkah al-Mukaramah adalah pusat daratan di dunia” ditemukan setelah melalui riset panjang dan mengacu pada sejumlah table matematis yang sangat rumit dengan bantuan teknologi komputer.

Ilmuwan Mesir, Dr. Husein Kamaludin, penemu fakta ini menuturkan kisah penemuannya yang cukup mencengangkan ini. Penelitian ini dimulai dengan tujuan yang sangat berbeda dengan hasil yang diperoleh. Pada awalnya penelitian dilakukan untuk mendapatkan suatu alat yang dapat membantu siapapun dan di tempat manapun dari penjuru dunia ini untuk mengetahui dan menentukan posisi kiblat. Sebab, selama perjalanannya ke negara luar, ia merasa bahwa penentuan arah kiblat selalu menjadi masalah yang dihadapi seluruh umat muslim ketika berada di suatu tempat yang tidak ada Masjidnya atau tempat shalat yang memiliki tanda jelas arah kiblat. Masalah ini juga sering dihadapi oleh seseorang yang berada di luar negeri (yang bukan negeri Islam), misalnya para pelajar dan mahasiswa yang dikirim ke luar negeri.

Karena itu, Dr. Husain Kamaludin berfikir untuk membuat peta dunia baru yang dilengkapi petunjuk posisi arah kiblat. Setelah membuat rancangan awal riset pendahuluan yang diarahkan untuk membuat peta baru ini dan menggambar lima benua pada peta itu, tiba tiba temuan yang mengundang decak kagum itu muncul.

Ilmuwan Mesir ini menemukan bahwa posisi kota Makkah, lihat Gambar - 1, berada tepat di tengah-tengah dunia.



Ia lalu memegang sebuah jangka dan meletakkan salah satu ujungnya di gambar kota Makkah lantas menjalankan ujung lainnya pada ujung setiap benua. Ternyata daratan yang ada di permukaan bola bumi terbagi secara sistematis di sekitar kota Makkah. Dari sini, ia menemukan bahwa kota Makkah adalah pusat daratan.

Selanjutnya ia ambil peta kuno sebelum ditemukannya benua Amerika dan Australia. Setelah melakukan uji coba berkali kali, ia pun menemukan bahwa Makkah tetap menjadi titik sentral daratan, hingga ketika dibandingkan dengan kondisi peta dunia masa permulaan Islam.

Dr. Husain Kamaludin menambahkan, “Saya mulai penelitian ini dengan menggambar peta yang memperhitungkan jarak semua tempat di muka bumi dengan kota Makkah. Saya kemudian mengukur garis garis bujur yang sama untuk mengetahui posisi garis lintang dan garis bujur jika diukur dari kota Makkah. Setelah itu, saya gambar batas batas benua dan hak hak detail lainnya pada jaringan garis garis ini. Hal ini membutuhkan pemprosesan matematis yang sangat pelik, dengan bantuan teknologi komputer guna menentukan jarak dan deviasi yang diperlukan. Penelitian ini juga membutuhkan software penggambar garis lintang dan garis bujur untuk proyeksi baru ini.

Secara kebetulan saya menemukan bahwa saya dapat menggambar lingkaran yang berpusat di kota Makkah dan batas batasnya di luar ke ke-enam benua. Dan garis pinggir lingkaran ini mengitari batas batas luar benua benua tersebut, lihat Gambar - 2.





Dengan demikian, Makkah adalah jantung bumi. Dan hal ini sebelumnya sudah diindikasikan oleh sains modern melalui temuan para ilmuwan, yang menyebutkan kota Mekah merupakan pusat radiasi gravitasi magnetik. Fenomena unik juga akan dirasakan oleh semua orang  yang mengunjungi kota Makkah untuk tujuan haji atau umrah, dengan hati yang tulus dan bertaubat kepada Allah. Ia merasa seolah olah tertarik dengan semua yang ada di Makkah, dari tanah, pegunungan, hingga semua yang ada di sana, seolah olah ia merasa melebur bersama kota Makkah dengan segenap jiwa dan raganya. Dan ini adalah perasaan yang terus berlangsung sejak awal keberadaan bumi.

Sebagaimana halnya planet-planet yang lain, bumi pun melakukan barter daya tarik dengan planet-planet dan bintang-bintang lainnya. Daya tarik ini bersumber dari dalam bumi yang bermuara pada satu titik sentral bumi yang juga menjadi sumber sinar radiasi, lihat Gambar - 3.



Titik temu plutonik inilah yang ditemukan oleh seorang ilmuwan Amerika dalam bidang topography setelah memastikan keberadaan dan letak geografisnya. Dalam hal ini ia tentu saja tidak didorong oleh keyakinan agama. Siang malam, dengan semangat tinggi ia bekerja di laboratoriumnya sambil menghadapi peta peta bumi dan perlengkapan lain. Dan tanpa sengaja ia menemukan bahwa pusat pertemuan radiasi kosmos berada di kota Mekah.

Mengacu pada fakta-fakta ilmiah di atas, kita pun bisa mengenali hikmah ilahiyah di balik pemilihan kota Makkah sebagai tempat berdirinya Baitullah, sekaligus sebagai tunas penyebaran risalah Islam di seluruh penjuru dunia. Dan ini membuktikan adanya kemukjizatan ilmiah yang terkandung dalam hadits Nabawi yang menampilkan keutamaan status kota Makkah dibandingkan tempat tempat yang lain di permukaan bumi, wallahu alam.

Allah subhana wa ta’ala berfirman:

 “… dan agar engkau memberikan peringatan kepada (penduduk) Ummul Qura (Makkah) dan orang orang di sekitarnya.” [QS Al An’ām 6:92]

Nabi shalallāhu alayhi wasallam berdiri di bukit Hazwarah (di Makkah) lalu berkata pada kota Makkah:

“Aku tahu bahwa engkau (kota Makkah) adalah sebaik baik bumi Allah dan yang paling dicintai Allah, seandainya keluargamu tidak mengeluarkan darimu, niscaya aku tidak keluar.” [Musnad Ahmad]

Di Kota Makkah al-Mukarramah ini adalah tempat dibangunya rumah ibadah pertama untuk manusia, yaitu Baitullāh - rumah Allah, untuk tempat beribadah manusia. Sebagaimana firman-Nya menyebutkan:

Sesungguhnya rumah (ibadah) pertama yang dibangun manusia, ialah (Baitullah) yang (ada) di Bakkah (Makkah) yang diberkahi dan yang menjadi petunjuk bagi suluruh alam (dan ummat manusia) [QS Āli ‘Imran 3:96]

Tempat ini ciri-cirinya adalah terdapat tanda-tanda yang jelas di antaranya adalah maqam Ibrahim dan sumur air zam-zam, lihat Gambar - 4. Siapa yang memasuki Baitullāh ini aman sebagai berkah dari-Nya. Tempat ini sekarang dikenal sebagai tempat berhaji dalam musim haji bagi kaum Muslimin yang ingin memenuhi kewajibannya sebagimana dinyatakan dalam rukun Islam. Dan tempat berumrah diluar musim haji bagi yang ingin menjalankannya.



Sebagaimana firman-Nya menyebutkan:

Di sana (di Makkah Al-Mukarramah) terdapat tanda-tanda yang jelas, (di antaranya) adalah maqam Ibrahim. Siapa yang memasukinya (Baitullah) amanlah dia. Dan (di antara) kewajiban kewajiban manusia terhadap Allah adalah melaksanakan ibadah haji ke Baitullah, yaitu bagi  orang-orang yang mampu mengadakan perjalanan ke sana. Siapa yang mengingkari (kewajiban) haji (bagi mereka yang mampu), maka ketahuilah bahwa Allah Maha Kaya (tidak memerlukan sesuatu) dari seluruh alam (dan manusia)”. [QS Āli ‘Imran 3:97]. Billāhi Taufiq wal Hidayah. □ AFM


Sumber:

Muhammad Kamil Abd Ash Shamad, Al I jaz al Ilmi fi al Islam wa as Sunnah an Nabawiyah

http://www.eramuslim.com/peradaban/quran-sunnah/temuan-ilmiah-mekkah-adalah-pusat-dunia.htm□□□

Monday, May 2, 2016

Tadabbur Alam






Maka nikmat Tuhanmu yang manakah yang kamu dustakan? [QS Ar-Rahmān 55:13]


Kata Pengantar


T
adabbur ialah, memahami makna, dan memikirkan apa yang mau dipahami, dan apa yang terkandung di dalamnya, serta apa yang menjadikan makna-makna itu menjadi sempurna, dari segala isyarat-isyarat, gejala-gejala dibalik peristiwa itu,  serta pengambilan manfaat dari pemahamannya.

Alam ialah, segala yang ada di Langit dan di Bumi dan diantara keduanya, seperti Bumi, Bintang, Bulan dan lainnya di angkasa langit; Alam sekeliling yaitu apa yang ada di lingkungan kehidupan.

Nah kini perhatikan gambar diatas. Simak dengan kedua mata. Biarkan lensa mata bekerja sebagaimana kamera optic bekerja, anugerah-Nya. Bayangkan anda sedang memandang keluar dari teras balkon tingkat dua, di malam hari yang sejuk, dengan angin tidak begitu dingin dan tidak panas. Terlihat langit beserta Bintang-gemintang yang berkelap-kelip. Bulan  dalam  tampilan yang bulat sempurna, disertai cahayanya yang terang benderang, menerangi alam sekitarnya yang tadinya gelap gulita, menjadi terang. Dan, suasananya mengundang ketakjuban melihat alam semesta, dimana bulan di hadapan kita, seolah terjangkau tangkap. □



TADABUR ALAM



M
emandang dan memperhatikan Alam Semesta dan Alam Sekitarnya adalah bagian dari pada Ma’rifatullāh seorang Muslim kepada Tuhan Yang Maha Pencipta, bernilai ibadah. Ma’rifatullāh berasal dari kata Ma’rifat dan Allāh, Ma’rifat artinya mengetahui atau mengenal, jadi Ma’rifatullāh berarti juga mengenal Allah subhana wa ta’ala, dalam hal ini lewat Alam ciptaan-Nya. Dimana Allah, Khalik, Maha Pecipta menggambarkannya Sendiri lewat firman-Nya sebagai berikut:


  • “Dan sungguh, Kami telah menciptakan gugusan bintang di langit dan menjadikannya terasa indah bagi orang yang memandang(nya)”.

  • "Dan Kami telah menghamparkan Bumi dan kami pancangkan pada nya Gunung-gunung, serta Kami tumbuhkan di sana segala sesuatu menurut ukuran”.

  • "Dan Kami telah menjadikan padanya sumber-sumber kehidupan untuk keperluanmu, dan (Kami ciptakan pula) makhluk-makhluk yang bukan kamu pemberi rezekinya.”

  • “Dan tidak ada sesuatu pun, melainkan pada sisi Kamilah khazanahnya (segala sesuatunya itu sumbernya dari Allah subhana wa ta’ala); Kami tidak menurunkannya melainkan dengan ukuran tertentu.”

  • “Dan kami telah meniupkan angin untuk mengawinkan (tanaman agar lahir keturunannya melalui pertemuan benang sari dan putik sari) dan Kami turunkan hujan dari langit, lalu Kami beri minum kamu dengan (air) itu, dan bukanlah kamu yang menyimpannya (tersimpan dalam bentuk awan, mata-air, sungai, danau dan laut).” [QS Al-Hijr 15:16,19,20,21,22]

  • "Dan Dialah yang menurunkan air dari langit (atmosfir, langit bumi), lalu Kami tumbuhkan dengan air itu segala macam tumbuh-tumbuhan, maka Kami keluarkan dari tumbuh-tumbuhan itu tanaman yang menghijau. Kami keluarkan dari tanaman yang menghijau itu butir yang banyak; dan dari mayang kurma, mengurai tangkai-tangkai yang menjulai, dan kebun-kebun anggur, dan (Kami keluarkan pula) zaitun dan delima yang serupa dan yang tidak serupa. Perhatikanlah buahnya pada waktu berbuah, dan menjadi masak (matang). Sungguh pada yang demikian itu ada tanda-tanda (kekuasaan Allah) bagi orang-orang yang beriman." [QS Al-An’ām 6:99]


Keterangan-keterangan-Nya terdapat dalam firman-Nya terbaca dari yang tertulis di Kitab Suci Al-Qur’an, seperti tersebut diatas dan dibawah ini:

“(Allah) Yang Maha Pengasih, Yang telah mengajarkan Al-Qur’an. Dia menciptakan manusia, mengajarkannya pandai bicara. Matahari dan bulan beredar menurut perhitungan, dan tetumbuhan (biota, alam biologi lainnya) dan pepohonan, keduanya tunduk (kepada-Nya).” [QS Ar-Rahmān 55:1 s/d 6]

Dari kesemua paparan ayat-ayat dari Kitab Suci Al-Qur’an yang merupakan firman Allah subhana wa ta’ala mengingatkan yang artinya: 

Maka nikmat Tuhanmu yang manakah yang kamu dustakan? [QS Ar-Rahmān 55:13]

Si Penikmat Alam bertanya dalam hatinya: Siapa Pencipta alam ini, gunanya alam, bekerjanya alam, dan apa manfaatnya bagi manusia? Telah terjawab kini. Dan, maka, nikmat Tuhanmu yang manakah yang kamu mau dustakan?

Subhanallāh, Walhamdulillāh, Wa lā ilāha illallāhu, Wallāhu Akbar. Billahit Taufiq Wal Hidayah. □ AFM


Mari saksikan bagaimana keindahan sebahagian saja dari alam ini yang Sang Mahapenciptanya - Allah hamparkan di permukaan bumi ini. (klik --->): ALAM INDAH TER BENTANG