Tuesday, January 22, 2019

30 Tahun di Amerika




30 TAHUN DI AMERIKA BERSAMA KELUARGA

Oleh: A. Faisal Marzuki.


D
ua tahun sebelum bersama keluarga, niat datang adalah untuk melanjutkan studi di Amerika yang dirintis 5 tahun sebelumnya. Jawaban yang ditunggu-tunggu belum datang juga. Ternyata 4 tahun kemudian ditemukan jawaban surat dari 'Faisal Foundation' Saudi Arabia,  lembaga  yang akan membiayai beasiwa, bisa. Bila sudah ada universitas yang menerimanya.

Akhir tahun 1984 ditemukan suratnya di lemari buku ayah almarhum di Rawamangun. Sedang saya tinggal di daerah Kebayoran Lama. Rupanya surat balasan di letakkan dalam rak paling atas. Ketika saya hendak mencari buku, ditemukanlah surat itu. Ternyata ibu yang meletakkannya di situ. Saya maklumi, karena ayah telah berpulang ke Rahmatullah. Satu-satunya yang dekat dengan ibu, adalah saya. Ketika sakitan yang berimplikasi butuh perhatian, adalah saya yang diharapkan. Karena saya dan adik saya adalah anak bungsu. Selalu kemana-mana dibawa, dan tinggal paling lama, sebelum berpisah karena sudah berkeluarga.

Kakak laki-laki paling tua sudah tiada, setahun setelah ayah meninggal tahun 1976. Kakak perempuan yang paling tua sebagai ‘single parent’ sibuk dengan dua anaknya. Adik perempuan, bungsu, mengikuti suami, dokter perusahaan, yang ditempatkan di luar pulau Jawa. Kakak saya yang beda umur 4 tahun, sibuk kerja, maklum karyawan swasta asing.

Kemudian saya beritahu ibu saya mendapatkan surat itu. Kelihatannya ibu kurang bahagia, karena saya ingin sekolah ke luarnegeri. Setelah saya beritahukan untuk masa depan. Baru beliau, walaupun berat, memakluminya.

10 Universitas ‘yang terbaik’ menerima saya. Latar belakang saya adalah Bachelor (B.Sc.) dalam bidang Industrial Management dan Master (M.Sc.) dalam bidang yang sama, tapi spesialnya dalam bidang Finance (Industrial Finance). Saya bekerja di perusahaan swasta pribumi yang sudah maju dengan posisi Asisten Direktur Keuangan, khusus dan bertalian dengan masalah proyek-proyek pendirian pabrik sampai operasi komersial. Dengan kualifikasi tersebut saya tidak perlu menempuh ujian GMAT, kecuali hanya TOEFEL.

Bidang yang saya pilih adalah MBA, karena sesuai dengan pekerjaan saya di usaha industri. Dipercaya menangani proyek-proyek besar dalam bidang industri pipa baja sampai diameter 16 inchi untuk minyak dan gas bumi dan proyek-proyek lainnya. Spesialisasi saya adalah ‘Industrial Project Financial Analysis’ sebelum ‘outresources’ ikut terlibat dan mendampinginya sampai ke Bank, Perindusterian/BKPM, dan Pajak.

Ketika itu tahun 1981, dalam analysisnya menggunakan ‘desktop computer’, programnya ‘Framework’ yang dikeluarkan oleh ‘Asthontate’. Program ini berisi ‘spreadsheet’, ‘words’, ‘grafik’ dalam satu disk. Framework ini telah menggunakan ‘window system’ untuk menghubungkan 3 program tersebut. Program Lotus 123 dan Wordstar belum ada ketika itu. Kemudiannya Ashtontate ini dibeli oleh Microsoft.

Nah, saya laporkanlah ke perusahaan tempat saya bekerja ini, bahwa saya akan ke Amerika untuk belajar lagi. Harapan saya adalah dapat lulus test TOEFL dengan ‘score’ 600 ini. Untuk itulah saya mengambil inisiatif belajar bahasa Inggris/TOEFLE langsung ke Amerika. Biaya sendiri dan kalau dapat langsung kuliah. Saya berjanji setamat dari kuliah ini kembali bekerja. Status cuti dan gaji yang tidak dibayar.

Duapekan hari-H berarangkat. Saya ditawar untuk tetap bekerja sambil kuliah. Gaji dinaikkan dan tetap dibayar. Uang sekolah dibayar perusahaan. Tapi jika diperlukan datang dengan tidak mengganggu jadwal kuliah. Sekolahnya di Singapur. Waktu itu saya garuk-garuk kepala. Kemudian ditanya oleh orang kedua COE perusahaan, kesediaan saya ini. Saya tolak, saya katakan sebetulnya ilmu saya sudah cukup. Saya ingin belajar ke Amerika itu untuk memperoleh secara nyata atas ‘kepiawaian’ memenaje perusahaan dan negara di Amerika ini. Pioner dalam perusahaan maju, disegala bidang usaha. Sampai-sampai menjadi negara ‘superpower’. Hal inilah yang akan saya pelajari (ingin tahu langsung) di Amerika ini, Itulah motif saya mula-mula datang ke sini.

Manusia boleh bercita-cita, tapi yang menentukan adalah yang ‘di atas’. TOEFLE 600 ini berat bagi saya, 6 bulan lamanya ‘score’ belum dapat  dicapai, saya betekad setidaknya beberapa bulan lagi dapat di capai, paling tidak setahun ini dapat. Namun di bulan ke-7 ibu sakit keras. Semua anggota keluarga minta saya pulang. Namun istri saya minta supaya mengisi formulir “green card” dv-1 sebelum pulang. Akhirnya saya isi dan poskan langsung ke kantor pos besar di Washington D. C. Kemudian pulang ke Indonesia.

Satu setangah tahun kemudian diterima. Proses pengurusan sampai keberangkatan bersama keluarga memerlukan waktu 6 bulan. Kemudian berangkat pada minggu terakhir bulan Oktober 1986, sehari kemudian datanglah di Amerika bersama keluarga.

Dalam foto terlampir saya, istri dan anak-anak yang menetap baru dua bulan. Sulung perempuan, umur 13 tahun. Tengah laki-laki, 9 tahun. Bungsu perempuan, 4 tahun. Alhamdulillah, ketiganya lulus collage, yang bungsu sampai S-3. Semuanya sudah bekerja, kecuali saya telah pensiun total sejak tahun 2010. Tapi tetap aktif dalam kegiatan kemasyarakatan, membaca, dan menulis. Menyebar luaskannya melalui blog dan fb. □ AFM

Friday, January 4, 2019

Pameran 1001 Inventions




 
“Allah akan mengangkat (derajat) orang-orang yang beriman di antara kamu dan orang-orang yang diberi ilmu beberapa derajat.” [QS Al-Mujādalah 58:11]

“Para arsitek yang merancang bangunan-bangunan yang mampu melawan gravitasi adalah mereka para matematikawan yang menciptakan aljabar dan algoritma yang dengan itu komputer dan enkripsi data dapat tercipta. Mereka para dokter yang memeriksa tubuh manusia, dan menemukan obat baru untuk menyembuhkan penyakit. Mereka para astronom yang melihat ke langit, memberi nama bintang-bintang, dan membuka jalan bagi perjalanan dan eksplorasi antariksa” - mereka itu adalah para ilmuan dan penemu Muslim pada zaman kejayaan Islam di abad tengah”.  [Carli Fiorina, CEO dari Hewlett Packard 1999-2005]



PENDAHULUAN

S
ejarah benua Eropa menyebutkan bahwa setelah runtuhnya Kekaisarn Romawi Barat di abad ke-5 dan Romawi Timur (Kekaisaran Bizantium) di abad ke-15, dunia telah memasuki Zaman Kegelapan. Zaman di mana kemajuan sains di Eropa Barat berangsur perlahan dan hampir terhenti. Namun sesungguhnya, di saat yang bersamaan, di belahan bumi yang lain, terdapat peradaban yang amat maju dan sangat berpengaruh bagi dunia kita hari ini. Yaitu peradaban Islam.


Ketika Islam mencapai masa keemasannya, kota Cordoba dan Granada di Spanyol merupakan pusat-pusat peradaban Islam yang sangat penting saat itu. Orang-orang Eropa Kristen, Katolik maupun Yahudi dari berbagai wilayah dan negara banyak belajar di perguruan-perguruan tinggi Islam di sana. Islam menjadi “guru” bagi orang Eropa. Di sini pula mereka dapat hidup dengan aman, penuh dengan kedamaian dan toleransi yang tinggi. Mereka mendapat kebebasan untuk berimajinasi dan ruang yang luas untuk mengekspresikan jiwa-jiwa seni dan sastra. Selama kurang lebih 10 abad, ada banyak sekali penemuan-penemuan hebat yang muncul dari tangan-tangan ilmuwan muslim dan tersebar di seluruh dunia. Penemuan-penemuan yang didasarkan pada pengetahuan Mesir Kuno, Yunani dan Romawi, India inilah yang justru pada akhirnya membantu membuka jalan bagi masyarakat abad Renaissance Eropa.

Inilah kegemilangan Islam. Kegemilangan 1000 tahun lalu yang banyak mempengaruhi dunia kita hari ini. Kegemilangan yang belum banyak diketahui oleh semua orang dan akhirnya membuat kita gelap mata, menganggap bahwa bangsa Barat-lah yang telah mengecap kemajuan ilmiah pertama kali.

Ada banyak penemuan yang sangat berpengaruh hingga saat ini, di antaranya adalah jam gajah. Jam ini merupakan cikal bakal terciptanya jam yang banyak kita pakai saat ini. Ditemukan oleh seorang ilmuwan bernama Al-Jazari yang berasal dari Diyarbakir. Jam gajah ini mengombinasikan berbagai budaya dan teknologi mulai dari India, Mesir, Yunani, China dan Arab. Ini merupakan bentuk cerminan bahwa kegemilangan Islam telah banyak berpengaruh di dunia. Hingga saat ini, replika jam gajah dengan ukuran aslinya, yaitu 21 kaki atau 6,4 meter berada di Dubai.

Kapal Laksamana Zheng He atau yang lebih dikenal dengan Laksamana Cheng Ho adalah kapal kayu terbesar yang pernah ada. Kapal yang dibuat di abad ke-15 ini memiliki ukuran 5 kali lipat lebih besar dari kapal Christopher Colombus. Dengan menggunakan kapal yang disebut-sebut sebagai “rumah terapung” atau “naga berenang” ini, Laksamana Cheng Ho telah melakukan lawatan ke berbagai negara di seluruh Asia, Timur Tengah dan Asia Timur selama 28 tahun.

Lain lagi dengan Merriam Al-Astrulabi. Ia adalah seorang astronom muslim wanita yang telah merancang dan membuat astrolobe pertama kali. Astrolobe merupakan instrumen global positioning yang menentukan posisi matahari dan planet-planet. Alat ini juga digunakan untuk mengetahui waktu dan sebagai navigasi dengan cara mencari lokasi berdasarkan garis lintang dan bujur. Bagi umat Islam, alat ini berfungsi untuk menentukan kiblat, waktu sholat dan awal Ramadhan serta Idul Fitri. Astrolobe ini tidak lain adalah bentuk awal dari sistem GPS yang kita kenal hari ini.

Teori operasi bedah dalam ilmu kedokteran pun ternyata telah ada sejak abad ke-10, bermula dari inovasi dan penemuan dari seorang dokter muslim, Al-Zahrawi yang berasal dari Cordoba, Spanyol. Ilmuwan yang dikenal di Barat sebagai “Albucasis” ini telah melakukan ratusan operasi bedah saat itu dan telah memperkenalkan lebih dari 200 alat bedah yang konsepnya banyak digunakan hari ini. Tidak hanya itu, barang yang sering kita temui di rumah semisal sikat gigi dan shampo pun adalah hasil pemikiran dari ilmuwan muslim, Al-Zahrawi.

Masih banyak lagi penemuan para ilmuwan muslim kita yang mewarnai dunia hari ini. Sebuah kesyukuran bahwa informasi seperti ini mulai banyak tersebar di berbagai media, mulai dari buku-buku bacaan, buku paket sekolah, artikel dan yang paling mutakhir adalah pameran.

Diprakarsai oleh sebuah lembaga non-profit, Foundation for Science, Technology and Civilisation (FSTC) Inggris, kini kita bisa mengetahui dan memahami kegemilangan yang dimaksud dengan lebih dekat dalam bentuk pameran. Pameran dengan tema 1001 Inventions: Discover The Golden Age of Muslim Civilisation” ini telah diselenggarakan di United Kingdom (UK, Inggris) sejak tahun 2006. Tidak hanya di UK, pameran yang dibuat sangat interaktif ini juga sudah merambah kancah internasional. Di antaranya telah diselenggarakan di Abu Dhabi, Alexandria, Beijing, Doha, Los Angeles, New York dan Kedah, Malaysia.


SEJARAH

1
001 Inventions adalah proyek yang berusaha mendata perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi di dunia Islam, terutama pada masa keemasannya. Proyek ini diwujudkan dalam bentuk film, penerbitan di dunia nyata maupun dunia maya, dan berbagai pameran. Proyek ini dipimpin oleh Ahmed Salim sebagai Producer dan Managing Director dan dikerjakan oleh ratusan akademisi. Organisasi ini memiliki basis penggemar lebih dari 60 juta orang, dan menghasilkan pengunjung pameran lebih dari 3 juta orang.

1001 Inventions pertama kali diluncurkan pada tahun 2006 melalui pameran keliling yang dimulai dari Manchester Museum of Science and Industry serta peluncuran buku versi hardcover. Pameran pertama ini dilanjutkan menjadi pameran keliling Britania Raya, antara lain di Birmingham Thinktank, Glasgow Science Centre, National Museum Cardiff dan Museum of Croydon. Pameran yang sama juga diadakan di gedung Parlemen Inggris di London, Parlemen Eropa di Brussels, dan PBB di New York.


PAMERAN

P
royek ini digelar diberbagai belahan dunia serta mendapat dukungan dan pujian dari beberapa politisi dan pemimpin dunia, di antaranya dengan memberikan sambutan pada pembukaan pameran di masing-masing negara, seperti:

Pameran 1001 Inventions di Swedia

Pangeran Carl Philips dari Swedia yang berbicara pada pembukaan pameran 1001 Inventions di Karlstad tanggal 30 Agustus 2013 menyatakan, "Saya berharap sebanyak mungkin masyarakat dapat datang berkunjung", yakni pameran yang disebutkannya sebagai "Indah dan mendidik".

Pameran 1001 Inventions di UK

Ketika berbicara pada pembukaan pameran 1001 Inventions di Museum Sains di London pada Januari 2010, Ketua dewan museum, Lord Waldegrave of North Hill menyebut pameran ini sebagai "sebuah materi ajar yang sangat bagus" dan menggambarkannya sebagai "dilakukan dengan imajinasi dan bakat yang bagus, juga tingkat keilmiahan yang baik." Sebelumnya Pameran juga pernah dibuka di Gedung Parlemen Inggris pada Oktober 2008.

Pameran 1001 Inventions di Turki

Di Istanbul, pameran ini diresmikan oleh Perdana Menteri Turki Recep Tayyip Erdogan dalam upacara pembukaan gala pameran 1001 Inventions yang berlangsung hingga 5 Oktober 2010.

Pameran 1001 Inventions di Malaysia

Mentri Luar Negeri Amerika Serikat, Hillary Clinton memberikan pembukaan untuk pameran 1001 Inventions di California Science Center, Los Angeles. yang digelar hingga tanggal 31 Desember 2011 Sebelumnya Pameran juga telah dibuka di Markas PBB di New York pada 12 November 2008.

Di Malaysia, pameran ini digelar di Pusat Sains Negara di Kuala Lumpur pada 2 Oktober 2013 hingga Februari 2014 yang dibuka oleh Deputi Perdana Menteri Malaysia sekaligus Menteri Pendidikan, Tan Sri Dato’ Haji Muhyiddin bin Mohd Yassin.

Pada tanggal 16 Januari 2016, atas inisiatif Presiden Youthcare, Mokhamad Kusnan, penulis dan tim Youthcare yang berjumlah 30 orang berkesempatan mengunjungi pameran ini secara langsung di Museum Negeri Kedah, Malaysia. Pameran yang didukung langsung oleh Kementerian Pendidikan, Kementerian Pelancongan dan Kebudayaan serta Jabatan Kemajuan Islam Malaysia ini mendapat respon yang sangat baik dari warga Negeri Kedah dan 12 negeri bagian Malaysia lainnya. Menurut salah seorang panitia yang bernama Hidayu Ahmad mengatakan bahwa waktu masa liburan sekolah Januari lalu tercatat 50-100 orang setiap harinya berkunjung ke pameran ini.

Sebelum memasuki ruang pameran, peserta diajak untuk menyimak film The Library of Secrets, sebuah film pengantar singkat yang memperkenalkan tokoh-tokoh kegemilangan Islam. Pameran yang ditempatkan di lantai pertama Museum Negeri Kedah ini terbagi menjadi 5 zona, yaitu zona alam semesta, zona rumah sakit, zona dunia, zona sekolah dan zona teknologi. Setiap zona menampilkan berbagai penemuan yang terkait dengan tema zona masing-masing. Seperti pembahasan tentang rasional angka modern yang berada di zona sekolah dan juga pembahasan tentang rahasia kosmos yang berada di zona alam semesta.

Terdapat 60 jenis bahan pameran yang dapat dinikmati oleh segala usia. Ditambah lagi dengan adanya informasi yang disajikan secara menarik. Selain dengan membaca, kita juga bisa mendengar informasi itu melalui telepon genggam, seakan kita tengah belajar langsung dengan para ilmuwan muslim. Bahasa pengantar yang digunakan adalah bahasa Melayu, bahasa Arab dan bahasa Inggris. Ada banyak juga permainan yang digunakan sebagai media pembelajaran agar kita lebih memahami informasi yang ada. Seperti game mencari 10 benda penemuan muslim di rumah kita, permainan mendiagnosa penyakit dan menentukan obatnya, game mencari gugusan bintang dan yang tidak bisa dilewatkan adalah Abbas bin Firnas game.

Selain itu, terdapat juga stand yang menjual berbagai jenis barang 1001 Inventions, mulai dari jaket, botol minum, buku dan kaos dengan harga yang beragam. Uniknya, para panitia pun berpakaian layaknya para ilmuwan. Ada yang berperan sebagai Laksamana Cheng Ho, Al-Jazari dan lain-lain.

Pameran yang dilaksanakan di Kedah ini telah resmi dibuka sejak tanggal 3 November lalu dan akan terus berlanjut hingga bulan Maret 2016. Berdasarkan keterangan dari salah seorang panitia, setelah dari Negeri Kedah ini mereka akan menuju Negeri Pahang untuk menyelenggarakan pameran yang sama. Sangat disayangkan memang bahwa pameran ini belum ada di Indonesia, tapi kita tetap berharap suatu saat pameran ini bisa diselenggarakan di sini agar lebih banyak orang lagi yang memahami kegemilangan Islam.

Mokhamad Kusnan selaku Presiden Youthcare yang menjadi pimpinan rombongan saat itu, menyampaikan, “Keimanan itu bersumber dari pemahaman. Pemahaman bersumber dari pengetahuan. 1001 Inventions Exhibition membuka mata selebar-lebarnya bahwa Islam itu adalah rahmatan lil ‘alamin. Membuka dan membuat peradaban baru. Betapa peradaban dunia yang sekarang kita nikmati, bersumber dari Islam. Dan itu hanya bisa kita yakini saat langsung menyaksikan 1001 Inventions Exhibition, 16 Januari 2016 lalu di Kedah, Malaysia.”

Pameran 1001 Inventions di Negara-Negera Timur Tengah

Di Arab Saudi pameran diadakan di Aramco Cultural Park, Dhahran pada Juni 2012 di Qatar diadakan di Museum of Islamic Art Park, Doha pada 16 Oktober 2012 yang dibuka oleh Emir Qatar, Syeikha Mayassa bint Hamad bin Khalifa Ats-Tsani. Di Uni Emirat Arab diadakan di Abu Dhabi Pada 19 November 2011 yang dibuka oleh Syeikh Nahyan bin Mubarak Al-Nahyan, Menteri Pendidikan Tinggi dan Penelitian Sains.


BUKU

P
royek ini juga diwujudkan dalam bentuk buku tercetak, yang ditulis dalam tiga bahasa, Inggris, Arab, dan Turki, dan disertai pula penerbitan edisi khusus untuk anak-anak. Buku ini juga diterbitkan dalam versi bilingual, bahasa Inggris dan bahasa Melayu, dalam terbitan di Malaysia.

Buku yang ditujukan untuk pembaca umum, mahasiswa, juga ilmuwan ini disusun oleh Salim T. S. Al-Hassani, Profesor Emeritus Teknik Mesin. Saat ini menjadi Profesor Kehormatan di Fakultas Humaniora di Universitas Manchester. T. S. Al-Hassani menjabat sebagai ketua Yayasan Sains, Teknologi dan Peradaban di Manchester, Inggris.



Dalam ulasan yang ditulis pada Library Journal dinyatakan bahwa buku ini membahas tentang masalah kurangnya pemahaman pada sebagian orang Barat tentang bagaimana umat Muslim telah ikut memberi kontribusi terhadap peradaban dunia. Buku ini didesain sebagai katalog yang berkualitas tinggi tentang teknologi yang telah ditemukan oleh umat Islam, mulai dari masa awal Islam maju hingga ke era modern. Isi buku dibagi menjadi tujuh kategori mulai dari lingkungan rumah, sekolah, pasar, rumah sakit, kota, dunia, dan alam semesta. Setiap babnya lengkap dengan "inti sari" dari setiap penemuan, informasi biografis tentang tokoh-tokoh yang menemukannya, dan gambar yang penuh warna, foto, atau diagram yang rinci dari perangkat yang rumit. Kutipan penting dan catatan sisi membantu melengkapi teks utama. Bagi para peneliti akan merasakan manfaat pada bagian referensi, yang memuat daftar sumber daya tambahan ilmiah dari setiap penemuan. Juga termasuk sebuah indeks dan daftar istilah bahasa Arab yang cukup membantu.

Pangeran Charles dari Wales telah menulis kata pengantar dari buku 1001 Inventions edisi terbaru yang diterbitkan oleh National Geographic. Dalam prakatanya ia berkata:" Saya gembira melihat kesuksesan dari usaha inisiatif yang dari 1001 Inventions ini, yang menampilkan dan mengenalkan banyak perkembangan ilmu pengetahuan, teknologi dan  kemanusiaan yang saling berbagi di antara dunia Islam dan Barat."


FILEM

S
ebagai bagian integral dari pertunjukan keliling proyek 1001 Inventions, dibuatlah sebuah film yang berjudul 1001 Inventions and The Library of Secrets yakni sebuah film bertema pendidikan yang dibintangi oleh Sir Ben Kingsley seorang aktor pemenang piala Oscar, lihat video (klik --->) The Library of Secrets, yang berperan sebagai Al-Jazari, seorang teknisi terkemuka dari abad ke-12, yang menyampaikan tentang kekayaan dari penemuan dan majunya dunia muslim dari abad ke-7 hingga abad ke-17 atau abad ke-20 terhitung runtuhnya kekhalifan Turki Utsmani tahun 1924. Film ini telah memperoleh beberapa pengakuan internasional, di antaranya seperti:


Film Terbaik (Seni dan Kemanusiaan) dari New York Festival 2010, selain itu film ini juga memenangkan delapan penghargaan lain pada festival tersebut; Film Terbaik (Pendidikan) dari Cannes Corporate Media and TV Festival 2010; Film Pendidikan Terbaik dari US International Film Festival, 2010 di Los Angeles, selain itu film ini juga memenangkan tiga penghargaan lainnya dalam festival film tersebut; Film Tebaik (Pendidikan) dari IVCA Awards 2010 di London; Film Tebaik (Pendidikan) dari World Media Festival 2010 di Hamburg.


PENUTUP

T
ernyata peradaban Islam di Abad Tengah itu maju! Di saat ilmuwan di dunia lain di Abad Tengah masih berada pada Zaman Kegelapannya, ternyata ilmuwan Muslim kita mampu menghasilkan penemuan-penemuan yang luar biasa dan sangat berpengaruh sampai ratusan tahun selanjutnya, sampai kini. Sebagaimana yang dikatakan Carli Fiorina, CEO dari Hewlett Packard produsen Industri komputer Amerika mengatakan:

“Para arsitek yang merancang bangunan-bangunan yang mampu melawan gravitasi adalah mereka para matematikawan yang menciptakan aljabar dan algoritma yang dengan itu komputer dan enkripsi data dapat tercipta. Mereka para dokter yang memeriksa tubuh manusia, dan menemukan obat baru untuk menyembuhkan penyakit. Mereka para astronom yang melihat ke langit, memberi nama bintang-bintang, dan membuka jalan bagi perjalanan dan eksplorasi antariksa” - mereka itu adalah para ilmuan dan penemu Muslim pada zaman kejayaan Islam di abad tengah.

Maka, benarlah janji Allah dalam surah Āli ‘Imrān ayat 110 bahwa umat Islam adalah umat terbaik yang Allah utus di muka bumi ini. Meminjam istilah Yuval Noah Harari penulis buku: Sapiens, A Brief History of Humandkind menyebutkan manusia itu adalah manusia “Homo Deus” - “Manusia Khalifah”.

Sebagai seorang Muslim, patutlah kita bangga dengan keislaman kita dan kegemilangan yang telah diraih oleh para pendahulu. Lantas, tersisa pertanyaan, prestasi apa yang ingin kita banggakan di hadapan orang-orang yang tidak menyenangi Islam? Sesuai dengan tagline - ucapan penutupnya dari 1001 Inventions, “Explore The Past Inspire The Future”, mari kita belajar dari masa lalu dan memberikan inspirasi bagi masa depan. Islam dan umat Islam hadir sebagai rahmat, yaitu untuk kehidupan manusia yang damai dan menjaga alam lingkungan dari kerusakan ekosistim. Billahit Taufiq wal-Hidayah. □ AFM




Sumber: 
http://www.dakwatuna.com/2016/01/26/78672/78672/#ixzz5beYp0uGd
https://id.wikipedia.org/wiki/1001_Inventions
https://en.wikipedia.org/wiki/Carly_Fiorina
https://id.wikipedia.org/wiki/Keruntuhan_Kekaisaran_Romawi_Barat
https://id.wikipedia.org/wiki/Kekaisaran_Romawi_Timur
Dan sumber-sumber lainnya. □□