Friday, May 15, 2020

Sabar





SABAR
After patience beautiful things await
Oleh: A. Faisal Marzuki


Payung memang tidak menghentikan hujan, tetapi dengan payung kita mampu berjalan dalam hujan tanpa kebasahan. Begitu juga dengan SABAR atau KESABARAN. Ia boleh jadi tak memberi kita kemenangan, tapi ia mampu memberi kita kekuatan untuk menghadapi berbagai cobaan dan masalah yang kita hadapi. [Kata seorang Bijak]


PENDAHULUAN

M
engutip Ensiklopedi Tasawuf Imam Ghazali karya Luqman Junaedi, sabar memiliki arti yang cukup luas. Sabar tidak hanya dilakukan ketika seseorang tertimpa musibah. Tetapi, apa pun pekerjaan yang (sedang, tengah) dilakukan harus dibarengi dengan sikap sabar sampai berhasil, apa lagi mengerjakan pekerjaan yang sulit (delicate) dan rumit (complicated).

Kalau belum berhasil juga coba introspeksi diri mungkin ada yang salah di diri kita atau mungkin masyarakatnya belum semaju seperti cara kita berfikir. Maka dalam keadaan sabar itu diperlukan dengan mengubah sikap diri atau pendekatan yang mumpuni dalam menghadapinya. Sabar semacam ini disebut sabar yang bukan apatis dan pasif, melainkan sabar yang proaktif.

Sabar adalah salah satu tingkatan maqamat (maqam, derajat) yang harus dilalui oleh setiap manusia yang beriman yang ingin maju. Manusia yang ingin berada dalam jalan Allah Subhāna Wa Ta’ālā akan melalui jalan tersebut dengan sabar.

Ibnu Taimiyah mengatakan sabar dalam menghadapi musibah merupakan sikap sabar yang paling mendominasi. Jika seseorang memiliki stres, resah, dan susah maka sebaik-baiknya senjata adalah bersabar.

Firman-Nya dalam Surah al-Baqarah, Allah Subhāna Wa Ta’ālā meminta segenap hamba-Nya agar menjadikan shalat dan sabar sebagai media motivasi dan pembelajaran atau pelipur lara daripada putus harapan. “Dan mohonlah pertolongan (kepada Allah) dengan sabar dan shalat. Dan (shalat dan sabar) sungguh berat, kecuali bagi orang-orang yang khusyuk (kebulatan hati - dalam mencari jalan keluar atau sabar yang proaktif,” QS Al-Baqarah 2:45.


MANIFESTASI SABAR

Sabar adalah suatu sikap dalam menahan emosi dan keinginan baik yang belum tercapai, serta bertahan dalam situasi sulit dengan tidak mengeluh. Sabar merupakan kemampuan mengendalikan diri yang juga dipandang sebagai sikap yang mempunyai nilai tinggi dan mencerminkan kekokohan jiwa orang yang memilikinya.

Semakin tinggi kesabaran yang seseorang miliki maka semakin kokoh juga ia dalam menghadapi segala macam masalah yang terjadi dalam kehidupan. Sabar juga sering dikaitkan dengan tingkah laku positif yang ditonjolkan oleh individu atau seseorang.

Dalam sebuah pernyataan pendek, dikatakan bahwa sabar itu "...seperti namanya, adalah sesuatu yang pahit dirasakan, tetapi hasilnya lebih manis daripada madu."

Salah satu dalil tentang kesabaran dalam Qur'an, sungguh Allah Subhāna Wa Ta’ālā berfirman yang artinya: "Dan taatilah Allah dan Rasul-Nya dan janganlah kamu berselisih, yang menyebabkan kamu menjadi gentar dan kekuatanmu hilang dan ‘Bersabarlah kalian. Sungguh Allah bersama orang-orang yang sabar’," QS al-Anfāl 8:46.

Dalil ini menunjukkan bahwa sabar itu wajib. Dalam hal ini, seseorang menahan diri dari segala ujian yang menimpanya. Seperti dalam bekerja atau dalam berkomuniti, dimana segala usaha, saran, pendapat, atau segala sesuatu yang tidak sesuai dengan keinginan kita tidak didapatinya, dan itu dianggap berat; tapi dengan dia menahan diri dengan jalan bersabar (namun tetap proaktif), maka dia menjauhkan dirinya dari kemarahan terhadap segala yang menimpanya demi menjaga keimanan dan kesehatan fisik serta jiwanya.

Manfaatnya jadi “Orang yang Sabar”, Lebih Sehat dan Menikmati Hidup. Memelihara sifat sabar ternyata bukan hanya membuat hati tidak cepat dipenuhi rasa marah, tapi juga meningkatkan kualitas kesehatan fisik. Orang yang sabar biasanya lebih tenang, relaks, dan menikmati hidup.

Secara umum, orang dengan tipe "kepribadian X" dan mudah membenci memiliki tingkat kesabaran yang rendah. Orang dengan "kepribadian X" memiliki ciri antara lain gampang tersinggung, memiliki obsesi yang besar, dan senang mendominasi. Penelitian menunjukkan, orang dalam kelompok kepribadian tersebut memiliki peningkatan risiko sakit jantung.

Last but not least, dalam sebuah pernyataan pendek, dikatakan bahwa sabar itu "...seperti namanya, adalah sesuatu yang pahit dirasakan, tetapi hasilnya lebih manis daripada madu." After patience beautiful things await, Insya Allāh “Setelah masa kesabaran dilalui, maka hal-hal indah akan menunggunya”.  Billāhit Taufiq wal-Hidāyah. Germantown, MD, 22 Ramadhan 1441 H / 15 Mei 2020 M. □ AFM