KATA PENGANTAR
T
|
ema tulisan ini adalah “Memahami Qalbu
Dan Potensinya - Bagi Keselamatan-Kesejahteraan Hidup Manusia Di Dunia dan Di
Akhirat”. Kata “qalbu” berasal dari bahasa Arab ditulis “qalb” yang sering di
terjemahkan kedalam bahasa Indonesia: hati, artinya jantung. Makna jantung atau
qalbu itu sendiri ada dua, fisik dan non-fisik. Qalbu tidak ditulis Kalbu,
karena kata kalbu dalam bahasa Arab berarti makhluk khewan - anjing, maka dalam
hal ini tetap dituliskan menggunakan huruf q (qaf).
Memahami qalbu ini sangat penting dan berguna,
karena ada peringatan Allah SWT untuk
mempelajari hal ihwal yang menyelamatkan kita dari neraka jahanam:
“Dan sesungguhnya Kami jadikan untuk (isi neraka Jahanam) kebanyakan dari jin dan manusia, mereka mempunyai jantung (qalb, qulūb, qalbu, sering disebut hati), tetapi tidak dipergunakannya untuk memahami (ayat- ayat Allah)……. (QS Al-A’rāf 7: 179)
“Maka tidak pernahkah mereka berjalan di bumi, mempunyai jantung (qulūb, akal) mereka dapat memahami (mana yang baik - membangun, dan mana yang buruk - merusak), telinga mereka dapat mendengar? Sebenarnya bukan mata (al-abshār) itu yang buta, tetapi yang buta adalah jantung (qulūb, qalbu) yang di dalam dada (shudūr).” (QS Al-Hajj 22:46)
Jadi bahasan tema ini mewajibkan kita
mengetahuinya mengingat hadits Nabi saw.
Abu Nu’aym menceritakan bahwa Rasulullah saw
berkata:
“Sesungguhnya di dalam jasad ada sebongkah daging; jika ia baik maka baiklah jasad seluruhnya, jika ia rusak maka rusaklah jasad seluruhnya; bongkahan daging itu adalah qalbu”. □
MEMAHAMI QALBU & POTENSINYA
BAGI KESELAMATAN-KESEJAHTERAAN HIDUP MANUSIA
DI DUNIA DAN DI AKHIRAT (1)
Oleh: A. Faisal Marzuki
DAFTAR ISI:
BAGIAN
1
KATA PENGANTAR
PENDAHULUAN
FUNGSI JANTUNG (QALBU)
KONSISTENSI BAHASA
JANTUNG (QALBU) PUSAT KARAKTER
MEMAHAMI QALBU
RUH
I. PENDAHULUAN
S
|
emua orang sudah
tahu bahwa organ tubuh yang berfungsi untuk melihat, adalah mata. Begitu pula organ
tubuh yang berfungsi untuk mendengar, telinga. Selanjutnya untuk mencium bau, hidung.
Untuk mengecap dan mendeteksi rasa makanan, lidah. Untuk merasakan suhu panas atau dingin, kulit.
Namun satu hal, yaitu organ tubuh yang berfungsi untuk berfikir kebanyakan orang akan
menjawab, otak sambil memegang kepalanya. Dan bila ditanyakan, apakah organ
tubuh yang berfungsi untuk merasakan bahagia atau sedih? Biasanya sebagian
tampak kebingungan, tidak ada organnya karena itu pekerjaan batin. Namun ada
yang
mengatakan hati-lah yang berfungsi untuk
merasakan bahagia dan sedih, senang dan duka - sambil meletakkan tangan di
dada. Organ yang terletak dalam dada itu bukanlah hati, melainkan jantung.
Telah terjadi kesalahan massal dalam memahami dan menggunakan kata “hati” dalam
masyarakat kita, baik kalangan akademik atau terpelajar maupun awam. Kita
sering keliru membedakan mana fungsi hati dan mana fungsi jantung.
Kesalahan ini sepertinya berpangkal dari minimnya
pemahaman mengenai fungsi jantung untuk manusia. Jantung, termasuk dalam
pelajaran di sekolah, selama ini dipahami sebagai organ tubuh yang berfungsi
untuk memompa darah dalam tubuh manusia.
II. PEMBAHASAN
FUNGSI JANTUNG (QALBU)
U
|
ntuk memiliki
pemahaman yang utuh mengenai jantung, berikut ini adalah kesimpulan dari hasil
kajian Dr. Abd Daim Kahil, seorang ilmuwan pengkaji mukjizat saintifik
Al-Qur’an dari Syria. Setelah meneliti 70 referensi ilmiah mengenai jantung,
Kahil mencatat kesimpulan sebagai berikut:
- Mulai abad 21 dan sejak perkembangan pesat bidang pencangkokan jantung dan pembedahan jantung buatan, para peneliti mulai menyadari adanya fenomena aneh dan samar yang terjadi pada psikologis pasien setelah pencangkokan jantung. Kahil menyimpulkan bahwa jantung memiliki peranan vital dalam psikologis manusia. Hal ini ditunjukkan dengan adanya perubahan psikologis pasien yang jantung aslinya diganti oleh jantung buatan.
- Jantung tercipta mendahului otak, dan terus berdetak sampai akhir hayat.
- Jantung berisi jaringan neuron yang rumit. Ia mengeluarkan hormon-hormon yang mengendalikan seluruh badan. Ia dapat mengingat, merasa dan mengendalikan emosi setiap detakannya dengan mengirim pesan-pesan ke otak dan semua organ-organ tubuh. Pesan-pesan ini tak lebih dari sinyal-sinyal elektromagnetik. Performa jantung dan sinyal-sinyal itu berubah sesuai status jantung.
- Banyak peneliti percaya bahwa jantung memimpin otak dan setiap sel jantung memiliki memori. Dr. Schwartz berkata bahwa sejarah manusia tertulis di dalam setiap sel tubuh manusia. Banyak peneliti yang juga yakin kalau sel-sel jantung menyimpan informasi.
- Baru 30 tahun terakhir para peneliti menyadari adanya hubungan antara otak dan jantung. Jantung memiliki peranan vital dalam pemahaman lingkungan sekitar. Jantung dapat mempengaruhi aktivitas listrik otak.
- Dr. Armour berkata bahwa jantung memiliki sebuah sistem spesial dalam pengolahan informasi yang datang dari seluruh tubuh. Dan keberhasilan setiap pencangkokan jantung bergantung dari sistem syaraf dari jantung donor dan kemampuannya beradaptasi dengan pasien.
- Prof. Gary Schwartz specialis kejiwaan di Universitas Arizona dan Prof. Linda Russek yakin kalau jantung memiliki kekuatan khusus yang membuatnya dapat menyimpan dan mengolah informasi. Karenanya memori itu tidak saja ada di otak tapi juga di jantung. Prof. Gary melakukan penelitian yang melibatkan lebih dari 300 pasien yang melakukan operasi pencangkokan jantung. Dia menemukan kalau semua pasien itu mengalami berbagai perubahan psikologis setelah operasi.
- Temuan menarik pada semua orang yang mengganti jantungnya dengan jantung buatan, mereka telah kehilangan perasaan dan kemampuan untuk mencinta. Pada 11/8/2007, koran Washington Post memuat laporan tentang Peter Houghton yang melakukan operasi pencangkokan jantung buatan. Dia berkata: “Perasaanku telah berubah, saya tidak mampu mengetahui apa yang saya benci dan apa yang saya cintai, bahkan saya tidak punya rasa apa pun kepada cucu-cucu saya.”
- Dr. J. Andrew Armour memastikan adanya sebuah otak yang sangat rumit di dalam jantung. Di dalam jantung kita terdapat lebih dari 40.000 neuron yang bekerja dengan presisi yang sangat tinggi untuk mengendalikan detak jantung, produksi hormon dan penyimpanan informasi. Selanjutnya informasi ini dikirim ke otak. Informasi ini memegang peranan vital dalam kesadaran dan pemahaman.
- Peneliti memastikan bahwa informasi mengalir dari jantung ke dalam otak melalui jalur-jalur khusus, sehingga mengarahkan sel-sel otak agar dapat memahami dan menyadari. Sekarang ini, para ilmuwan bekerja membangun banyak pusat-pusat penelitian yang mempelajari hubungan antara jantung dan otak dan hubungan antara jantung dan kecerdasan kognitif dan operasional psikologis.
- Setelah melakukan banyak penelitian, Dr. Paul Pearsall berkata: “Jantung dapat merasa dan mengingat dan ia mengirimkan getaran untuk berkomunikasi dengan jantung-jantung lain. Ia juga membantu pengaturan imunitas tubuh. Ia juga mengirimkan informasi pada setiap detakan ke seluruh tubuh.” Beberapa peneliti bertanya: “Mungkinkah ingatan tetap di lubuk jantung terdalam?” Di dalam bukunya, Dr. Paul menulis: “Saat tiba-tiba Anda merasa gembira atau sedih, Anda menempelkan tangan di dada tanpa Anda sadari.”
- Para peneliti memastikan jantung dengan pengaturan harmonisnya mengendalikan seluruh tubuh. Hal yang dianggap sebagai metode menghubungkan semua sel saat darah mengalir ke setiap sel kemudian memberi makan tidak saja dengan oksigen tapi juga informasi.
- Di Heart Math Institute, mereka menemukan jantung memiliki medan listrik yang kuat yang mempengaruhi lingkungan sekelilingnya. Karenanya manusia dapat berkomunikasi dengan yang lain dengan jantungnya tanpa berbicara. Mereka juga menemukan relasi antara pulsa jantung dan gelombang yang dipancarkan dari otak (gelombang alfa). Semakin banyak jantung berdetak semakin banyak gelombang ditransmit dari otak. Heart Math Institute telah melakukan banyak percobaan untuk membuktikan jantung memancarkan getaran elektromagnetik yang mempengaruhi otak. Maka, jantung boleh jadi mempengaruhi kesadaran dan pemahaman manusia. Mereka juga telah menemukan bahwa jantung memancarkan medan listrik yang kuat yang mengendalikan seluruh tubuh manusia.
- Rollin McCraty dan Mike Atkinson melakukan penelitian yang dipublikasikan di pertemuan tahunan Pavlovian Society. Mereka menemukan adanya hubungan antara jantung dan kesadaran. Mereka membuktikannya dengan mengukur aktivitas elektromagnetik jantung dan otak saat orang berusaha memahami sesuatu. Mereka menemukan bahwa saat performa jantung pada level rendah, kesadaran pun akan rendah.
Dari temuan-temuan
ilmiah tersebut dapat disimpulkan bahwa fungsi jantung yang sesungguhnya adalah
lebih dari sekadar memompa darah dan menyuplai oksigen, namun juga
berfungsi untuk berpikir dan merasakan berbagai
emosi yang terjadi dalam diri kita. Itulah karenanya, ketika kita merasa sedih,
kecewa, marah, atau bahagia tanpa sadar tangan kita memegang dan mengelus dada,
karena di dalam jantung yang tersimpan dalam dada itulah segala perasaan bermuara.
Kembali kepada
pertanyaan di awal tulisan ini, jawaban untuk pertanyaan; apakah organ
tubuh yang berfungsi untuk merasakan bahagia dan sedih, adalah jantung, bukan hati. Hati yang terletak di sebelah kanan
perut kita sama sekali tidak memiliki fungsi untuk berpikir dan merasa. Di
sinilah terjadi kerancuan itu, kata yang dipilih adalah hati tetapi organ yang
ditunjuk adalah jantung, padahal keduanya jelas berbeda.
KONSISTENSI
Secara leksikal -makna dasar
sebuah kata yang sesuai dengan kamus- dengan
merujuk pada Kamus Besar Bahasa Indonesia, definisi hati tidaklah merujuk pada
jantung melainkan sebuah organ tubuh yang berwarna kemerahan yang
berfungsi untuk menetralisir racun dalam tubuh.
Dan itulah organ tubuh yang bernama hati. Artinya menyebut hati sebagai organ
yang berfungsi untuk merasa adalah kesalahan bahasa yang terlanjur
menjadi ‘kesepakatan’ bangsa kita.
Bila dilakukan perbandingan dengan dua bahasa
dunia lainnya, yaitu Arab dan Inggris, kerancuan seperti dalam bahasa Indonesia
ini ternyata tidak terjadi dalam dua bahasa tersebut. Dalam bahasa Arab organ
tubuh dalam dada yang bernama jantung itu disebut dengan nama qalb. Demikian pula ketika berbicara
mengenai perasaan, untuk menyatakan hati senang misalnya diungkapan dengan fariha qalbi. Ini menunjukkan adanya
konsistensi bahasa, baik secara fisik maupun psikis, sama merujuk pada satu
organ tubuh yaitu qalb atau
jantung.
Lebih menarik lagi, dalam Al-Qur’an sebagai
rujukan kesahihan berbahasa Arab, bukan sekadar penyebutan organ tubuh pemompa
darah dan oksigen itu dengan kata qalb,
melainkan dari Al-Qur’an-lah sesungguhnya informasi pertama mengenai fungsi
jantung untuk berpikir dan merasa didapatkan. Fungsi jantung yang mengejutkan
para ilmuwan melalui temuan mereka di awal abad 21, sesungguhnya telah
disebutkan dalam Al-Qur’an 14 abad lalu. Bacalah surat Al-Hajj ayat 46 yang
artinya:
“Maka tidak
pernahkah mereka berjalan di bumi, mempunyai jantung (qulūb, akal) mereka dapat memahami, telinga mereka dapat mendengar?
Sebenarnya bukan mata (al-Abshār) itu
yang buta, tetapi yang buta adalah jantung (qulūb)
yang di dalam dada (shudūr).”
Atau surat Al-A’raaf ayat 179 yang dengan jelas
menjelaskan fungsi setiap indera yang artinya:
“Dan
sesungguhnya Kami jadikan untuk (isi neraka Jahanam) kebanyakan dari jin dan
manusia, mereka mempunyai jantung (qalb),
tetapi tidak dipergunakannya untuk memahami (ayat- ayat Allah) dan mereka
mempunyai mata (tetapi) tidak dipergunakannya untuk melihat
(tanda-tanda kekuasaan Allah), dan mereka mempunyai telinga (tetapi) tidak
dipergunakannya untuk mendengar (ayat-ayat Allah). Mereka itu sebagai binatang
ternak, bahkan mereka lebih sesat lagi. Mereka itulah orang-orang yang lalai.”
Jelaslah bagaimana Al-Qur’an mengenalkan
fungsi jantung yang sesungguhnya sejak ia
diturunkan lebih dari 14 abad yang lalu. Dari sini juga dapat diketahui
kesalahan menterjemahkan kata qalb dalam Al-Qur’an dengan hati. Qalb dalam Al-Qur’an merujuk pada jantung bukan hati. Perbandingan lainnya dapat kita lihat bahasa
Inggris. Jantung sebagai organ fisik vital manusia dalam bahasa Inggris disebut
heart. Begitu pun untuk mengungkapkan perasaan batin digunakan kata yang
sama. Misalnya don’t hurt my
heart dimaksudkan sebagai
permohonan agar orang lain tidak menyakiti perasaan kita. Terlihat jelas bahwa
terdapat konsistensi bahasa mengenai jantung dalam bahasa Inggris.
JANTUNG (QALBU) PUSAT KARAKTER
Dalam konteks pendidikan karakter, dapat disimpulkan bahwa
sumber karakter adalah jantung manusia bukan hatinya. Maka
pendidikan karakter harus dimulai dari
bagaimana memperlakukan jantung dengan baik. Bila dalam Islam shalat dipahami
sebagai salah satu ibadah yang memiliki kekuatan pengendalian diri dan pembentukan karakter, dapat dipahami di antaranya dari
gerakan shalat yang sangat memuliakan jantung. Saat berdiri tegap dalam shalat,
Rasulullah SAW mengajarkan kita untuk
menaruh kedua tangan di bawah dada sedikit (tahta ash-shadri qalilan). Dan
itu adalah tepat pada posisi jantung. Maka dalam shalat jantung didekap erat
agar hanya fokus kepada penciptanya, Allah SWT.
Begitu pula dalam tawaf, bagian tubuh
sebelah kiri di mana jantung berada menjadi tubuh yang paling dekat dengan
Ka’bah, mengikuti arah kebalikan putaran jarum jam.
MEMAHAMI QALBU
L
|
ebih lanjut dalam kitabnya Al-Ghazali
menguraikan perbedaan mendasar antara qalb
(jantung, qalbu) dan hati (liver) yang oleh masyarakat kebanyakan dianggap sama.
Begitu pula istilah qalb itu, seperti
ruh, nafs, ’aql, shadr-shudūr, qalb, fu'ad-af'idah, dan albab-lubb yang masing-masing akan diterangkan. Sebagiannya dibahas dibagian ke-2.
RUH
Ruh
dalam pemaknaan Al-Ghazali menyebutkan, bahwa dia adalah sesuatu yang abstrak -
bukan bersifat material, yang bersemayam dalam rongga dada dimana di situ ada
jantung biologis. Di dalam rongga ini mengalir melalui urat-urat dan
pembuluh-pembuluh, ke seluruh anggota tubuh. Adapun mengalirnya dalam tubuh
dengan membawa limpahan cahaya kehidupan, perasaan, penglihatan, pendengaran
dan penciuman ke dalam semua anggota badan.
Sedangkan makna yang kedua adalah bagian dari
manusia yang bersifat lathīfah - unsur
rohani yang paling dalam, yang juga memiliki kemampuan untuk mengetahui dan
menyerap, sebagaimana ungkapan Allah dalam firman-Nya:
“Mereka
bertanya kepadamu (wahai Muhammad) tentang ruh, katakanlah ruh itu termasuk amr - urusan Rabbku. Sedangkan kamu
diberi pengetahuan hanya sedikit” (QS Al-Isrā’ 17:85)
Begitulah, ruh memang ciptaan Allah yang amat
sangat menakjubkan, membuat kebanyakan akal dan pemahaman manusia tak berdaya
meliputi pengetahuan tentang hakikatnya. [Bersambung ke-2]