Tuesday, February 19, 2019

Memahami Qalbu Dan Potensinya 1




KATA PENGANTAR

T
ema tulisan ini adalah “Memahami Qalbu Dan Potensinya - Bagi Keselamatan-Kesejahteraan Hidup Manusia Di Dunia dan Di Akhirat”. Kata “qalbu” berasal dari bahasa Arab ditulis “qalb” yang sering di terjemahkan kedalam bahasa Indonesia: hati, artinya jantung. Makna jantung atau qalbu itu sendiri ada dua, fisik dan non-fisik. Qalbu tidak ditulis Kalbu, karena kata kalbu dalam bahasa Arab berarti makhluk khewan - anjing, maka dalam hal ini tetap dituliskan menggunakan huruf q (qaf).

Memahami qalbu ini sangat penting dan berguna, karena ada peringatan Allah SWT untuk mempelajari hal ihwal yang menyelamatkan kita dari neraka jahanam:
“Dan sesungguhnya Kami jadikan untuk (isi neraka Jahanam) kebanyakan dari jin dan manusia, mereka mempunyai jantung (qalb, qulūb, qalbu, sering disebut hati), tetapi tidak dipergunakannya untuk memahami (ayat- ayat Allah)……. (QS Al-A’rāf 7: 179)

“Maka tidak pernahkah mereka berjalan di bumi, mempunyai jantung (qulūb, akal) mereka dapat memahami (mana yang baik - membangun, dan mana yang buruk - merusak), telinga mereka dapat mendengar? Sebenarnya bukan mata (al-abshār) itu yang buta, tetapi yang buta adalah jantung (qulūb, qalbu) yang di dalam dada (shudūr).” (QS Al-Hajj 22:46)

Jadi bahasan tema ini mewajibkan kita mengetahuinya mengingat hadits Nabi saw. Abu Nu’aym menceritakan bahwa Rasulullah saw berkata:
“Sesungguhnya di dalam jasad ada sebongkah daging; jika ia baik maka baiklah jasad seluruhnya, jika ia rusak maka rusaklah jasad seluruhnya; bongkahan daging itu adalah qalbu”.





MEMAHAMI QALBU & POTENSINYA
BAGI KESELAMATAN-KESEJAHTERAAN HIDUP MANUSIA
DI DUNIA DAN DI AKHIRAT  (1)
Oleh: A. Faisal Marzuki



DAFTAR ISI:
BAGIAN 1
KATA PENGANTAR
PENDAHULUAN
FUNGSI JANTUNG (QALBU)
   KONSISTENSI BAHASA
   JANTUNG (QALBU) PUSAT KARAKTER
MEMAHAMI QALBU
   RUH


I. PENDAHULUAN

S
emua orang sudah tahu bahwa organ tubuh yang berfungsi untuk melihat, adalah mata. Begitu pula organ tubuh yang berfungsi untuk mendengar, telinga. Selanjutnya untuk mencium bau, hidung. Untuk mengecap dan mendeteksi rasa makanan, lidah. Untuk merasakan suhu panas atau dingin, kulit.

Namun satu hal, yaitu organ tubuh yang berfungsi untuk berfikir kebanyakan orang akan menjawab, otak sambil memegang kepalanya. Dan bila ditanyakan, apakah organ tubuh yang berfungsi untuk merasakan bahagia atau sedih? Biasanya sebagian tampak kebingungan, tidak ada organnya karena itu pekerjaan batin. Namun ada yang mengatakan hati-lah yang berfungsi untuk merasakan bahagia dan sedih, senang dan duka - sambil meletakkan tangan di dada. Organ yang terletak dalam dada itu bukanlah hati, melainkan jantung.

Telah terjadi kesalahan massal dalam memahami dan menggunakan kata “hati” dalam masyarakat kita, baik kalangan akademik atau terpelajar maupun awam. Kita sering keliru membedakan mana fungsi hati dan mana fungsi jantung. Kesalahan ini sepertinya berpangkal dari minimnya pemahaman mengenai fungsi jantung untuk manusia. Jantung, termasuk dalam pelajaran di sekolah, selama ini dipahami sebagai organ tubuh yang berfungsi untuk memompa darah dalam tubuh manusia.



II. PEMBAHASAN


FUNGSI JANTUNG (QALBU)

U
ntuk memiliki pemahaman yang utuh mengenai jantung, berikut ini adalah kesimpulan dari hasil kajian Dr. Abd Daim Kahil, seorang ilmuwan pengkaji mukjizat saintifik Al-Qur’an dari Syria. Setelah meneliti 70 referensi ilmiah mengenai  jantung, Kahil mencatat kesimpulan sebagai berikut:


  • Mulai abad 21 dan sejak perkembangan pesat bidang pencangkokan jantung dan pembedahan jantung buatan, para peneliti mulai menyadari adanya fenomena aneh dan samar yang terjadi pada psikologis pasien setelah pencangkokan jantung. Kahil menyimpulkan bahwa jantung memiliki peranan vital dalam psikologis manusia. Hal ini ditunjukkan dengan adanya perubahan psikologis pasien yang jantung aslinya diganti oleh jantung buatan.
  • Jantung tercipta mendahului otak, dan terus berdetak sampai akhir hayat.
  • Jantung berisi jaringan neuron yang rumit. Ia mengeluarkan hormon-hormon yang mengendalikan seluruh badan. Ia dapat mengingat, merasa dan mengendalikan emosi setiap detakannya dengan mengirim pesan-pesan ke otak dan semua organ-organ tubuh. Pesan-pesan ini tak lebih dari sinyal-sinyal elektromagnetik. Performa jantung dan sinyal-sinyal itu berubah sesuai status jantung. 
  • Banyak peneliti percaya bahwa jantung memimpin otak dan setiap sel jantung memiliki memori. Dr. Schwartz berkata bahwa sejarah manusia tertulis di dalam setiap sel tubuh manusia. Banyak peneliti yang juga yakin kalau sel-sel jantung menyimpan informasi.
  • Baru 30 tahun terakhir para peneliti menyadari adanya hubungan antara otak dan  jantung. Jantung memiliki peranan vital dalam pemahaman lingkungan sekitar. Jantung dapat mempengaruhi aktivitas listrik otak.
  • Dr. Armour berkata bahwa jantung memiliki sebuah sistem spesial dalam pengolahan informasi yang datang dari seluruh tubuh. Dan keberhasilan setiap pencangkokan  jantung bergantung dari sistem syaraf dari  jantung donor dan kemampuannya beradaptasi dengan pasien.
  • Prof. Gary Schwartz specialis kejiwaan di Universitas Arizona dan Prof. Linda Russek  yakin kalau jantung memiliki kekuatan khusus yang membuatnya dapat menyimpan dan mengolah informasi. Karenanya memori itu tidak saja ada di otak tapi juga di jantung. Prof. Gary melakukan penelitian yang melibatkan lebih dari 300 pasien yang melakukan operasi pencangkokan jantung. Dia menemukan kalau semua pasien itu mengalami berbagai perubahan psikologis setelah operasi.
  • Temuan menarik pada semua orang yang mengganti jantungnya dengan jantung buatan, mereka telah kehilangan perasaan dan kemampuan untuk mencinta. Pada 11/8/2007, koran Washington Post  memuat laporan tentang Peter Houghton yang melakukan operasi pencangkokan jantung buatan. Dia berkata: “Perasaanku telah berubah, saya tidak mampu mengetahui apa  yang saya benci dan apa yang saya cintai, bahkan saya tidak punya rasa apa pun kepada cucu-cucu saya.”
  • Dr. J. Andrew Armour memastikan adanya sebuah otak yang sangat rumit di dalam  jantung. Di dalam jantung kita terdapat lebih dari 40.000 neuron yang bekerja dengan presisi yang sangat tinggi untuk mengendalikan detak jantung, produksi hormon dan penyimpanan informasi. Selanjutnya informasi ini dikirim ke otak. Informasi ini memegang peranan vital dalam kesadaran dan pemahaman.
  • Peneliti memastikan bahwa informasi mengalir dari jantung ke dalam otak melalui jalur-jalur khusus, sehingga mengarahkan sel-sel otak agar dapat memahami dan menyadari. Sekarang ini, para ilmuwan bekerja membangun banyak pusat-pusat penelitian  yang mempelajari hubungan antara jantung dan otak dan hubungan antara jantung dan kecerdasan kognitif dan operasional psikologis.
  • Setelah melakukan banyak penelitian, Dr. Paul Pearsall berkata: “Jantung dapat merasa dan mengingat dan ia mengirimkan getaran untuk berkomunikasi dengan jantung-jantung lain. Ia juga membantu pengaturan imunitas tubuh. Ia juga mengirimkan informasi pada setiap detakan ke seluruh tubuh.” Beberapa peneliti bertanya: “Mungkinkah ingatan tetap di lubuk jantung terdalam?” Di dalam bukunya, Dr. Paul menulis: “Saat tiba-tiba Anda merasa gembira atau sedih, Anda menempelkan tangan di dada tanpa Anda sadari.”
  • Para peneliti memastikan jantung dengan pengaturan harmonisnya mengendalikan seluruh tubuh. Hal yang dianggap sebagai metode menghubungkan semua sel saat darah mengalir ke setiap sel kemudian memberi makan tidak saja dengan oksigen tapi juga informasi.
  • Di Heart Math Institute, mereka menemukan  jantung memiliki medan listrik yang kuat yang mempengaruhi lingkungan sekelilingnya. Karenanya manusia dapat berkomunikasi dengan yang lain dengan jantungnya tanpa berbicara. Mereka juga menemukan relasi antara pulsa jantung dan gelombang yang dipancarkan dari otak (gelombang alfa). Semakin banyak jantung berdetak semakin banyak gelombang ditransmit dari otak. Heart Math Institute  telah melakukan banyak percobaan untuk membuktikan jantung memancarkan getaran elektromagnetik yang mempengaruhi otak. Maka, jantung boleh jadi mempengaruhi kesadaran dan pemahaman manusia. Mereka juga telah menemukan bahwa jantung memancarkan medan listrik  yang kuat yang mengendalikan seluruh tubuh manusia.
  • Rollin McCraty dan Mike Atkinson melakukan penelitian yang dipublikasikan di pertemuan tahunan Pavlovian Society. Mereka menemukan adanya hubungan antara jantung dan kesadaran. Mereka membuktikannya dengan mengukur aktivitas elektromagnetik  jantung dan otak saat orang berusaha memahami sesuatu. Mereka menemukan bahwa saat performa jantung pada level rendah, kesadaran pun akan rendah.


Dari temuan-temuan ilmiah tersebut dapat disimpulkan bahwa fungsi jantung yang sesungguhnya adalah lebih dari sekadar memompa darah dan menyuplai oksigen, namun juga berfungsi untuk berpikir dan merasakan berbagai emosi yang terjadi dalam diri kita. Itulah karenanya, ketika kita merasa sedih, kecewa, marah, atau bahagia tanpa sadar tangan kita memegang dan mengelus dada, karena di dalam  jantung yang tersimpan dalam dada itulah segala perasaan bermuara.

Kembali kepada pertanyaan di awal tulisan ini, jawaban untuk pertanyaan; apakah organ tubuh yang berfungsi untuk merasakan bahagia dan sedih, adalah jantung, bukan hati. Hati yang terletak di sebelah kanan perut kita sama sekali tidak memiliki fungsi untuk berpikir dan merasa. Di sinilah terjadi kerancuan itu, kata yang dipilih adalah hati tetapi organ yang ditunjuk adalah  jantung, padahal keduanya jelas berbeda.


KONSISTENSI

Secara leksikal -makna dasar sebuah kata yang sesuai dengan kamus- dengan merujuk pada Kamus Besar Bahasa Indonesia, definisi hati tidaklah merujuk pada jantung melainkan sebuah organ tubuh yang berwarna kemerahan  yang berfungsi untuk menetralisir racun dalam tubuh. Dan itulah organ tubuh yang bernama hati. Artinya menyebut hati sebagai organ yang berfungsi untuk merasa adalah kesalahan bahasa yang terlanjur menjadi ‘kesepakatan’ bangsa kita.

Bila dilakukan perbandingan dengan dua bahasa dunia lainnya, yaitu Arab dan Inggris, kerancuan seperti dalam bahasa Indonesia ini ternyata tidak terjadi dalam dua bahasa tersebut. Dalam bahasa Arab organ tubuh dalam dada yang bernama jantung itu disebut dengan nama qalb. Demikian pula ketika berbicara mengenai perasaan, untuk menyatakan hati senang misalnya diungkapan dengan fariha qalbi. Ini menunjukkan adanya konsistensi bahasa, baik secara fisik maupun psikis, sama merujuk pada satu organ tubuh yaitu qalb atau jantung.

Lebih menarik lagi, dalam Al-Qur’an sebagai rujukan kesahihan berbahasa Arab, bukan sekadar penyebutan organ tubuh pemompa darah dan oksigen itu dengan kata qalb, melainkan dari Al-Qur’an-lah sesungguhnya informasi pertama mengenai fungsi jantung untuk berpikir dan merasa didapatkan. Fungsi jantung yang mengejutkan para ilmuwan melalui temuan mereka di awal abad 21, sesungguhnya telah disebutkan dalam Al-Qur’an 14 abad lalu. Bacalah surat Al-Hajj ayat 46 yang artinya:

“Maka tidak pernahkah mereka berjalan di bumi, mempunyai jantung (qulūb, akal) mereka dapat memahami, telinga mereka dapat mendengar? Sebenarnya bukan mata (al-Abshār) itu yang buta, tetapi yang buta adalah jantung (qulūb) yang di dalam dada (shudūr).”

Atau surat Al-A’raaf ayat 179 yang dengan jelas menjelaskan fungsi setiap indera yang artinya:

“Dan sesungguhnya Kami jadikan untuk (isi neraka Jahanam) kebanyakan dari jin dan manusia, mereka mempunyai jantung (qalb), tetapi tidak dipergunakannya untuk memahami (ayat- ayat Allah) dan mereka mempunyai mata (tetapi) tidak dipergunakannya untuk melihat (tanda-tanda kekuasaan Allah), dan mereka mempunyai telinga (tetapi) tidak dipergunakannya untuk mendengar (ayat-ayat Allah). Mereka itu sebagai binatang ternak, bahkan mereka lebih sesat lagi. Mereka itulah orang-orang yang lalai.”

Jelaslah bagaimana Al-Qur’an mengenalkan fungsi jantung yang sesungguhnya sejak ia diturunkan lebih dari 14 abad yang lalu. Dari sini juga dapat diketahui kesalahan menterjemahkan kata qalb dalam Al-Qur’an dengan hati. Qalb dalam Al-Qur’an merujuk pada jantung bukan hati. Perbandingan lainnya dapat kita lihat bahasa Inggris. Jantung sebagai organ fisik vital manusia dalam bahasa Inggris disebut heart. Begitu pun untuk mengungkapkan perasaan batin digunakan kata yang sama. Misalnya don’t hurt my heart  dimaksudkan sebagai permohonan agar orang lain tidak menyakiti perasaan kita. Terlihat jelas bahwa terdapat konsistensi bahasa mengenai jantung dalam bahasa Inggris.


JANTUNG (QALBU) PUSAT KARAKTER

Dalam konteks pendidikan karakter, dapat disimpulkan bahwa sumber karakter adalah jantung manusia bukan hatinya. Maka pendidikan karakter harus dimulai dari bagaimana memperlakukan jantung dengan baik. Bila dalam Islam shalat dipahami sebagai salah satu ibadah yang memiliki kekuatan pengendalian diri dan pembentukan karakter, dapat dipahami di antaranya dari gerakan shalat yang sangat memuliakan jantung. Saat berdiri tegap dalam shalat, Rasulullah SAW mengajarkan kita untuk menaruh kedua tangan di bawah dada sedikit (tahta ash-shadri qalilan). Dan itu adalah tepat pada posisi jantung. Maka dalam shalat jantung didekap erat agar hanya fokus kepada penciptanya, Allah SWT. Begitu pula dalam tawaf, bagian tubuh sebelah kiri di mana jantung berada menjadi tubuh yang paling dekat dengan Ka’bah, mengikuti arah kebalikan putaran jarum jam.


MEMAHAMI QALBU

L
ebih lanjut dalam kitabnya Al-Ghazali menguraikan perbedaan mendasar antara qalb (jantung, qalbu) dan hati (liver) yang oleh masyarakat kebanyakan dianggap sama. Begitu pula istilah qalb itu, seperti ruh, nafs, ’aql, shadr-shudūr, qalb, fu'ad-af'idah, dan albab-lubb yang masing-masing akan diterangkan. Sebagiannya dibahas dibagian ke-2.


RUH

Ruh dalam pemaknaan Al-Ghazali menyebutkan, bahwa dia adalah sesuatu yang abstrak - bukan bersifat material, yang bersemayam dalam rongga dada dimana di situ ada jantung biologis. Di dalam rongga ini mengalir melalui urat-urat dan pembuluh-pembuluh, ke seluruh anggota tubuh. Adapun mengalirnya dalam tubuh dengan membawa limpahan cahaya kehidupan, perasaan, penglihatan, pendengaran dan penciuman ke dalam semua anggota badan.

Sedangkan makna yang kedua adalah bagian dari manusia yang bersifat lathīfah - unsur rohani yang paling dalam, yang juga memiliki kemampuan untuk mengetahui dan menyerap, sebagaimana ungkapan Allah dalam firman-Nya:

“Mereka bertanya kepadamu (wahai Muhammad) tentang ruh, katakanlah ruh itu termasuk amr - urusan Rabbku. Sedangkan kamu diberi pengetahuan hanya sedikit” (QS Al-Isrā’ 17:85)

Begitulah, ruh memang ciptaan Allah yang amat sangat menakjubkan, membuat kebanyakan akal dan pemahaman manusia tak berdaya meliputi pengetahuan tentang hakikatnya. [Bersambung ke-2]



Lanjut atau Kembali ke:     1      2