KATA PENGANTAR
Jika makan arai
Pinang, makanlah dengan sirih yang hijau; Jangan datang ke Ranah Minang, kalau
tak mampir ke Maninjau. [Presiden Soekarno]
D
|
anau yang berada di sebuah kecamatan yang
tenang, damai dan masih bernuansa pedesaan. Bukit-bukit menghiasai dinding alam
Maninjau, hamparan sawah dengan pohon-pohon kelapa menari-nari di tepi danau.
Presiden pertama Republik Indonesia, Ir. Soekarno saat berkunjung ke sana pun
terpesona dengan keindahan danau vulkanik itu.
Dalam menggambarkan bagaimana eksotiknya Kampung
Danau Maninjau, beliau mengungkapkannya dalam sebait pantun, “Jika makan
pinang, makanlah sirih hijau. Jangan ke Ranah Minang, kalau tak mampir ke
Maninjau."
Kali ini yang akan dikupas bahas adalah Kawasan
Linggai yang terletak di tepi pantai Barat Laut (Salingka) Danau Maninjau,
sebagai salah satu gerbang wisata untuk menikmati keindahan Salingka Maninjau. Dan saksikan pula video “Linggai Park Maninjau”
dan video drone “Pemandangan Sekitar Danau Maninjau.” Mari kita ikuti paparannya, dan video serta
video dronenya.
WISATA LINGGAI DANAU MANINJAU
Oleh: A. Faisal Marzuki
PENDAHULUAN
D
|
estinasi pertama yang wajib bagi para pelancong
di tanah Minang, selain Jam Gadang Bukittinggi adalah Danau Maninjau. Danau ini
dikenal sebagai danau terbesar kedua di Provinsi Sumatera Barat setelah di
urutan pertama, yaitu Danau Singkarak. Lokasinya berada di Kecamatan Tanjung
Raya, Kabupaten Agam. Meski berjarak 140 km dari Kota Padang, danau ini
menawarkan pemandangan eksotis yang sangat sayang untuk dilewatkan.
Ada sebuah kisah, Presiden Pertama R.I. Ir.
Soekarno pada suatu ketika berkunjung ke Danau Maninjau dan takjub dengan
keindahannya. Untuk mengungkapkan kekagumannya tersebut ia menulis sebuah
pantun yang berbunyi: "Jika
makan arai Pinang, makanlah dengan sirih yang hijau; Jangan datang ke Ranah
Minang, kalau tak mampir ke Maninjau". Pantun yang ditulis oleh
Presiden pertama RI ini, cukup mewakili untuk menggambarkan keindahan panorama
alam Danau Maninjau nan eksotis.
Danau ini terbentuk dari letusan Gunung Merapi yang kedalamannya mencapai 495
meter dengan ketinggian 461,5 meter dengan luas hampir 99,5 km persegi. Keindahan
Danau Maninjau ini sangat khas, tidak kalah dari danau-danau romantis lainnya. Danau ini meyuguhkan kesan so sweet bagi yang melihatnya, danau
juga bisa kita lihat dari jarak jauh yaitu dari Puncak Lawang dan Kelok 44 yang
terkenal untuk menuju Maninjau.
OBJEK WISATA LINGGAI DANAU MANINJAU
L
|
inggai, sebuah objek wisata yang terletak di
Nagari Duo Koto, Kecamatan Tanjung Raya, Kabupaten Agam, pernah menjadi sebuah
objek wisata unggulan di Agam. Kala itu, setiap hari libur, apalagi hari raya
Idul Fitri, dan libur panjang sekolah, Linggai selalu ramai. Objek itu sudah
dilengkapi dengan mushalla, WC, air bersih, restoran, dan menara tinjau.
Namun, kini berembus angin segar dari Pemerintan
Provinsi Sumatera Barat, melalui Wakil Gubernur Nasrul Abit. Menurutnya, dalam
sambutannya ketika membuka iven Festival Pesona Danau Maninjau, Kamis (3/11),
di taman Muko-Muko, Objek Wisata Linggai akan dibangun tahun 2018 sampai 2020,
lihat gambar di bawah.
Angin segar itu setidaknya memberi harapan
kepada pelaku pariwisata di Agam, terutama mereka yang berada di Maninjau,
Tanjung Raya. Mereka mesti bersiap-siap menyambut “kembalinya” objek yang
selama ini mati suri itu.
Linggai merupakan objek wisata yang akan
dibangun secara maksimal di Kabupaten Agam. Menurutnya, Linggai akan dilengkapi
dengan berbagai fasilitas, seperti layaknya objek wisata layak jual. Jalan
masuk pun akan diperlebar.
Kepala Disparpora Agam, Erniwati di ruangan
kerjanya, Kamis (17/1) mengatakan, Pembangunan ini merupakan tahun ketiga. Banyak
yang harus kita persiapkan untuk Wisata Linggai ini, seperti pembangunan pagar,
mushala, parkir dalam, gazebo, jalan pedestrian dalam kawasan, taman dan
lainnya,” sebut Erniwati. Menurutnya, hingga saat ini pembangunan baru mencapai
40 hingga 50 persen. Direncanakan Linggai akan dijadikan sebagai lokasi
Festival Pesona Danau Maninjau berskala nasional pada 2020 mendatang.
Dengan demikian, pihaknya berupaya jelang iven
berskala nasional itu dimulai, Wisata Linggai sudah bisa dimanfaatkan sebagai
lokasi pelaksanaan sekaligus dipromosikan pada wisatawan. “Kita akan minta
bantu pada DPUTR Agam untuk membangun jalan lingkar menuju objek wisata. Karena
lokasi diluar kawasan, kita tidak bisa membangunnya,” katanya.
Kabid Pengembangan Destinasi Disparpora Agam,
Atriswan menambahkan, pembangunan sudah dilakukan sejak 2017 dengan master plan
baru. Di sini pengunjung nanti bisa menikmati view Danau Maninjau, pulau
bangau, perbukitan selingkar danau dan juga dapat berfoto di branding.
Namun pihaknya akan berkoordinasi dengan camat,
wali nagari dan jorong terkait keramba yang berada di kawasan wisata Linggai
untuk dapat dibersihkan. Apabila Linggai telah selesai tidak ada lagi keramba
di sekitarnya. “Jika di kawasan wisata Linggai steril dari keramba, kita juga
bisa bentuk wisata air di danau tersebut,” ujarnya.
Dinas Pariwisata dan Pemuda Olahraga Kabupaten
Agam, Sumatera Barat, menargetkan Objek Wisata Linggai di Danau Maninjau bisa
dikunjungi wisatawan domestik dan mancanegara pada akhir tahun 2018. "Saat
ini sedang proses pembangunan pusat kuliner, pusat informasi dan lainnya,"
kata Kepala Dinas Pariwisata dan Pemuda Olahraga Agam, Jetson di Lubukbasung,
Kamis. Pembangunan ini merupakan tahap kedua yang dimulai semenjak Juli 2018.
Objek Wisata Linggai ini mulai dibangun semenjak 2017. Pada tahun lalu membangun dermaga dan fasilitas lainnya. Keberadaan Objek Wisata Linggai ini menambah destinasi wisata di daerah itu, karena pemandangan Danau Maninjau cukup bagus di lokasi itu. Dengan itu, tambahnya, membuka peluang usaha bagi masyarakat sekitar dari jualan makanan, souvenir, jasa transportasi dan lainnya.
Anggota DPRD Agam, Irfan Amran menambahkan, pemerintah harus membangun lokasi permainan bagi anak-anak seperti, pemandian, taman dan lainnya. Ini untuk daya tarik bagi wisata ke daerah itu, sehingga jumlah kunjungan akan banyak.
PENUTUP
P
|
royek objek turis Linggai ini sangat strategis
bagi pengembangan dan kemajuan Selingkar Maninjau. Dengan itu dapat mengalihkan
usaha karamba yang sudah berlebihan - terbukti sangat mencemarkan air danau dan
lingkungan hidup sekitarnya - ke usaha industri parawisata. Pendapatan penduduk
sekitarnya akan bertambah dari usaha industri parawisata ini yang bersih
lingkungan.
Dengan Kawasan Selingkar Maninjau steril dari
keramba, alam menjadi lestari. Dengan itu, minat parawisata akan meningkat. Pendapatan
penduduk meningkat. Alam tidak lagi menjadi bencana akibat ulah usaha karamba
yang berlebihan, melainkan akrab lingkungan antara alam dan manusia.
Perhatikanlah peringatan dan pelajaran erta
penghargaan dari Allah ‘Azza wa Jalla
ini yang artinya:
“Telah tampak kerusakan di darat dan dilaut
disebabkan perbuatan manusia, supaya Allah merasakan kepada mereka sebagian
dari (akibat) perbuatan mereka, agar mereka kembali (ke jalan yang benar). Katakanlah: Adakanlah perjalanan dimuka bumi dan
perlihatkanlah bagaimana kesudahan orang-orang yang dulu. Kebanyakan dari
mereka itu adalah orang-orang yang mempersekutukan (Allah).” (QS Ar-Rūm 30: 41-42)
“Dan janganlah kamu berbuat kerusakan di muka
bumi sesudah (Allah) memperbaikinya dan berdoalah kepadanya rasa takut (tidak
akan diterima) dan harapan (akan dikabulkan). Sesungguhnya rahmat Allah
amat dekat kepada orang-orang yang berbuat baik. Dan dialah yang meniupkan
angin sebagai pembawa berita gembira sebelum kedatangan rahma Nya (hujan)
hingga apabila angin itu telah membawa awan mendung, kami halau ke suatu daerah
yang tandus, lalu kami turunkan hujan di daerah itu. Maka kami keluarkan dengan
sebab hujan itu berbagai macam buah-buahan. Seperti itulah kami membangkitkan
orang-orang yang telah mati, mudah-mudahan kamu mengambil pelajaran. Dan tanah
yang baik, tanam-tanamannya tumbuh dengan seizin Allah, dan tanah yang tidak
subur, tanaman-tanamannya hanya tumbuh merana. Demikianlah kami mengulangi
tanda-tanda kebesaran (Kami) bagi orang-orang yang bersyukur.” (QS Al A’rāf 7:56-58)
Demikianlah tugas manusia yang diciptakan
beribadah kepada-Nya. Juga Sebagai Khalifah
pemakmur kehidupan manusia di bumi, dan menjaga alam dan lingkungannya. Bumi dan
lingkungan sehat, manusia pun sehat. Datanglah rahmat-Nya dengan mendatangkan sehat
yang kita menjadi kuat. Dapat bekerja dengan baik yang membawa kita sejahtera dan
maju. Baik dan sejahtera di bumi dan insya Allah baik dan sejahtera pula di akhirat.
Āmīn, Allāhumma amīn.
Last
but not least uraian ini kami tutup dengan mengambil sebuah pantun
yang dituliskan oleh Presiden pertama Republik Indonesia Haji Ir. Soekarno: “Jika
makan arai Pinang, makanlah dengan sirih yang hijau; Jangan datang ke Ranah
Minang, kalau tak mampir ke Maninjau”. Billahit Taufiq wal-Hidayah. □ AFM.
Saksikan pula gambar hidupnya dalam vide0 (klik
--->) LINGGAI PARK MANINJAU dan video drone (klik --->) PEMANDANGAN SEKITARDANAU MANINJAU.
Sumber:
□https://www.gomuslim.co.id/read/destinasi/2016/10/15/1821/danau-maninjau-magnet-keindahan-panorama-alam-di-tanah-minang.html
□http://www.sumbarprov.go.id/details/news/9114
□https://amcnews.co.id/2019/01/17/akan-dijadikan-lokasi-festival-pesona-danau-maninjau-pengerjaan-wisata-linggai-dikebut/
□https://sumbar.antaranews.com/berita/231628/linggai-ditargetkan-bisa-dikunjungi-akhir-2018
□https://travel.kompas.com/read/2012/11/04/10020731/Jangan.ke.Ranah.Minang.kalau.Tak.Mampir.ke.Maninjau
□Facebook Wenef Rizal, melalui akun share facebook
Herlina Hasan Basri
https://www.facebook.com/wenef.rizal/videos/2314365491915555/
https://metrokerala.com/the-beauty-of-lake-maninjau-indonesia/
https://www.youtube.com/embed/x9cfXthaVnM
Dan sumber lainnya. □□