Monday, November 4, 2019

Nagari Sungai Batang Maninjau





NAGARI SUNGAI BATANG, MANINJAU
Bergeliat Membangun Daerahnya
Oleh: A. Faisal Marzuki


B
ung Karno, nama lengkapnya Ir. Haji Soekarno, Presiden pertama Republik Indonesia pernah berkunjung ke Maninjau. Setelah mengelilingi daerah ini beliau sangat terpesona - mempunyai kesan amazing - kepada daerah ini. Kesan amazing ini beliau ucapkan dalam bentuk sebuah pantun:

"Jika adik memakan pinang, Makanlah dengan sirih hijau. Jika Adik datang ke Minang, Jangan lupa singgah ke Maninjau."  [Soekarno]

Maninjau yang disebut juga Salingka Danau Maninjau, karena selingkar danau nan indah ini berdirilah rumah penduduk, sekolah, madrasah, pesantren, mesjid dan surau serta balairung, rumah adat, kantor-kantor dan hotel, resort, rumah sewa bagi wisatawan atau turis baik lokal, luar daerah, dan luar negeri.


Masalah

Namun dalam satu dasawarsa belakangan ini danaunya telah tercemar akibat pemanfatan usaha ekonomi keramba-apung yang salah kaprah di air tepian salingka danau ini yang jumlahnya hampir ratusan ribu. Keramba adalah wadah budi daya ikan berupa kandang jaring yang rangkanya terbuat dari bambu atau papan kayu yang diikatkan kepelambung yang terbuat dari tong besi atau plastik yang mengambang diatas air.

Pemeliharaan ikan dengan keramba di danau ini memiliki permasalahan di antaranya rentan terhadap pencemaran air dan sampahnya (sisa pakan dan tinja ikan) mendangkalkan danau yang pada suatu waktu mencemari pula ikan tersebut. Ribuan ton bangkai ikan mengambang ini menambah pula pencemaran air danau serta baunya yang sangat sengak yang kurang sedap ini telah menusuk hidung.

Dampak negarifnya bukan sampai disitu saja, melainkan ikan asli dan biotis lainnya yang telah hidup lama yang menempati air danau ini berkurang dan terancam punah. Demikian pula halnya dengan para pengunjung wisatawan yang tadinya diharapkan meningkat malah sebaliknya lama-kelamaan menjadi berkurang, karena bau airnya dan sampah-sampah sekitar karamba-apung danau yang telah menggenangi air danau bertambah, begitu pula pada tepian danau.


Penanggulangannya

Belajar dari pengalaman tersebut, usaha mengatasinya sedang dan terus berlangsung. Dengan itu telah dapat menguranginya, selanjutnya diharapkan tidak ada lagi. Sebagai alternatifnya adalah usaha tambak darat yang dilakukan oleh Nagari Sungaibatang ini yang terdiri dari 7 Jorong, yaitu Kubu, Labuah, Nagari, Batung Panjang, Tanjung Sani, Data Kampung Dadok, dan Batu Ajung. Kampung asal keturunan penulis adalah dari Jorong Kubu yang berdomisili sekitar Pakan Raba-a, lahir di Bukittinggi, pindah ke Kota Padang kemudian merantau ke Jakarta dibawa orang tua, dan sekarang menetap bersama anak dan cucu di Negeri Paman Sam.

Geliat Nagari Sungaibatang tidak berhenti disitu saja, Nagari Sungai Batang Maninjau yang bersih dari karamba-apung ini sedang menggeliat membangun dan meningkatkan lagi objek wisata edukasi atau agrowisata, lihat Gambar-1.

Gambar-1


Penyehatan Danau Maninjau ini berkat adanya Program Prioritas Nasional di Danau Maninjau yang dikelola Limnologi LIPI yang berlokasi di Kualo Jorong Kubu Nagari Sungaibatang, Kecamatan Tanjungraya, Kabupaten Agam yang memiliki potensi yang cukup tinggi untuk dijadikan kawasan objek wisata baru. Hal itu disampaikan Wakil Bupati Agam Trinda Farhan Satria saat mengunjungi lokasi konservasi Limnologi LIPI tersebut, katanya. “Kita ingin setiap program yang kita lakukan memiliki multieffect bagi kegiatan lain salah satunya untuk pariwisata tersebut,” lihat Gambar-2.

Gambar-2


Menurutnya, jika kawasan tersebut ditata dengan baik dan ditambah dengan ornamen-ornamen yang menarik, lokasi tersebut akan menjadi daya tarik tersendiri bagi wisatawan, “kita bersama dengan Walinagari Sungaibatang telah berkomitmen untuk mengembangkan lokasi ini menjadi kawasan agrowisata nanti akan ada treatment air untuk mengembalikan oksigen air di dalam Danau Maninjau, ini sedang kita perbincangkan, sedang dalam tahap penjajakan,” sebut Ketua Tim Save Maninjau itu.

Rencana itupun disambut baik pihak Limnologi LIPI. Kepala Loka Alih Teknologi Penyehatan Danau LIPI, Dr. Jojok Sudarso, M.Si menyebutkan di areal kawasan konservasi seluas 780 meter itu terdapat Teknologi Penyehatan Danau untuk mendukung Program Prioritas Nasional di Danau Maninjau. Diantaranya, teknologi lahan basah buatan, teknologi kolam konservasi, teknologi IMTA dan teknologi aquaponik.

“Kawasan konservasi yang ada di Sungaibatang ini akan menjadi percontohan dan kita berharap nagari yang ada di salingka danau dapat menerapkan hal yang sama,” harap Kepala Loka Alih Teknologi Penyehatan Danau LIPI.


PENUTUP

S
eorang pelajar dari Madrasah Aliyah Negeri-I, Kabupaten Agam, bernama Nandia mengatakan sudah berulangkali ke sana, untuk menikmati pemandangan dan penataan lokasi yang berlangsung sangat indah. Selain bisa rekreasi, ia juga dapat belajar lebih banyak terkait perlindungan lingkungan hidup, terutama untuk Danau Maninjau.

“Saya merasakan suasana alam nan sejuk dan indah. Kami bersama teman-teman beserta masyarkat di sini, juga mendapatkan banyak ilmu pengetahuan. Selain memberikan edukasi wisata, juga mampu menanggulangi pencemaran Danau Maninjau yang sempat rusak parah”, tuturnya.

Mita, rekan Nadia menambahkan bahwa kunjung pertama kali itu menjadi pengalaman sangat berharga baginya. Meski hanya bisa melihat dan merasakan suasana indah dan sejuk, lihat Gambar-3. “Saya sangat senang berada di sini. Selain indah dengan pantai yang bersih, di sini Saya juga dapat melihat langsung sejumlah teknologi pengendalian lingkungan yang sangat bermanfaat. Meski terlihat sederhana, namun sudah menunjukan hasil dan dampak yang sangat signifikan. Ikan Rinuak sudah kembali banyak dan dapat kita makan lagi,” terang Mita. Kami berharap lanjutnya, Pusat Penelitian Limnologi LIPI ini dapat kembali berlanjut. “Bahkan bisa menjadi wisata edukasi nasional bila perlu,” harapnya.

Gambar-3


Demikianlah geliat Nagari Sungai Batang yang berada di Salingka Danau Maninjau, lihat Gambar-4.

Gambar-4

Almarhum Buya Hamka yang hidupnya dihabiskan dalam perantauan dan di makamkan juga di perantauan - Jakarta, seorang ulama pejuang yang berasal dari Nagari Sungaibatang ini mengatakan lewat goresan tangannya itu menuliskan kesannya, "Kota Melaka tinggallah sayang, Beta nak balik ke Pulau Perca. Walau terpisah engkau sekarang, Lambat laun kembali pula. Walau luas watan terbentang, Danau Maninjau terkenang jua." Begitu pula kesan penulis, sama merasakan apa yang di katakan Bung Karno sebelumnya dan Buya HAMKA ini.

Nagari Sungaibatang Maninjau yang sedang menggeliat ini ditulis oleh penulis, dilengkapi pula dengan gambar hidup video youtube (klik --->) Maninjau Nagari Sungaibatang. Semoga tulisan ini adalah kabar yang bermanfaat. Salam Takzim. Billāhit Taufiq wal-Hidāyah. □ AFM


SUMBER PENULISAN:
https://kaba12.co.id/2018/07/26/kawasan-konservasi-lipi-di-sungaibatang-potensial-jadi-kawasan-objekwisata/
https://prokabar.com/pelajar-harapkan-penelitian-lipi-di-sungai-batang-dilanjutkan/
https://www.jpnn.com/news/pesona-danau-ini-membuat-bung-karno-ciptakan-pantun?page=2
https://www.youtube.com/embed/VIUyIQ72sjs      □□