KATA PENGANTAR
K
|
ata taqwa sering kita
dengar, saking seringnya, seringkali kita kehilangan makna yang sebenarnya.
Padahal taqwa ini sangat berguna bagi kehidupan kita. Manusia sedunia yang populasinya
sudah mencapai tujuh setengah miliar sangat membutuhkan taqwa. Kalau tidak kita
menjurus kepada ‘chaos of globalisation’
yang lebih dasyat lagi. Kenapa? Karena ujung daripada ketidaksependapatan yang saling memaksa dalam
berfikir dapat menimbulakn konflik hebat antar kelompok bangsa. Lebih luas lagi antar
kelompok bangsa-bangsa, menurut catatan sejarah, mengakibatkan perang.
Peperangan yang akan
datang lebih berbahaya lagi. Dulu senjata bom atom hanya dimiliki Amerika dan
USSR (sekarang Rusia). Sekarang yang mempunyai senjata nuklir bertambah. Kini dimiliki pula oleh China, Korea Utara,
Pakistan, India, Inggris, Prancis, Israel. Dulu saja korban PD II 80 juta jiwa, setengah jutanya korban karena Bom Atom yang dijatuhkan di Hiroshima dan Nagasaki.
Sekarang daya rusaknya beribu kali, karena kualitasnya tidak sama dengan Bom Atom di
Hiroshima dan Nagasaki, namanya 'nuclear missile'. Yaitu Peluru Kendali (Rudal) berkepala Nuklir yang bisa disetel kepada kota di seluruh dunia mana saja yang akan menjadi sasarannya. Tambah lagi
Senjata Kuman dan Senjata Kimia lainnya. Begitu dahsyatnya perang yang akan
datang itu!
Pergaulan atau hidup
sesama manusia bukan hanya memerlukan sains dan tekologi saja. Lebih dari itu
adalah ‘akhlakul karima’ yang orang umum sering menyebutkannya ‘moral
integritas’. Tanpa ini kacaulah dunia seperti disebutkan diatas.
Datangnya konsep ‘akhlakul
karima’ atau ‘moral integritas’ dari Tuhan Maha Pencipta Alam Semesta dan Manusia. Artinya tidak datang dari buah pikiran manusia. Karena pada dasarnya yang mendominasi manusia adalah
ditimbulkan serta memperturutkan saja apa yang timbul dari rasa ego-nya. ‘Ego
pribadi’ atau ‘ego kelompok’, bahkan lebih dari itu adalah ‘ego bangsa’, bahkan
'ego antar kelompok bangsa’.
Motornya penggeraknya
adalah ‘hawa nafsu’ atau dalam istilah politik ‘interest’. Hal inilah yang
menimbulkan pertentangan manusia yang berperang dengan menggunakan rudal berkepala nuklir sebagai bahaya sangat dahsyat berikutnya.
Padalah konsep adanya
bangsa dan suku (warna kulit, bahasa, negara, kelompak-kelompok negara) dalam Konsep Ajaran Islam adalah
untuk saling kenal-menganal (ta’aruf) [1] yang (mestinya) menimbulkan ‘3T1I’- Ta’aruf; Tafahum; Ta’awun dan Itsar.
[2]
Selanjutnya agar lebih terasa nilai yang
sebenarnya dari makna taqwa ini mari ikuti urainnya seperti berikut ini.
MEMAHAMI KELUASAN MAKNA TAQWA
DAN MANFAATNYA BAGI KEHIDUPAN
UMMAT MANUSIA
Oleh: A. Faisal Marzuki
Bertaqwalah pada Allah dimana saja kamu berada. Iringilah
perbuatan buruk (yang sudah menjadi kebiasaan burukmu itu) dengan perbuatan
baik. Niscaya perbutan yang baik itu akan menghapuskan (dosa perbuatan buruk
itu, dan sadar diri bahwa perbuatan buruk itu mesti dihindari), dan bergaulah
dengan manusia dengan pergaulan yang baik” [HR At-Tirmidzi]
PENDAHULUAN
T
|
ujuan dari shaum (puasa) itu apa?
Seperti yang tertulis dalam firman Allah SWT
di surah Al Baqarah ayat 13, “Wahai orang-orang yang beriman! Diwajibkan atas
kamu berpuasa sebagaimana diwajibkan atas orang sebelum kamu agar kamu bertaqwa.
Dengan ayat tersebut makna dari tujuan orang puasa adalah tidak lain adalah
agar mencapai level ‘taqwa’.
Nah, apakah arti atau makna ‘taqwa’ itu
sendiri? Seseorang yang ingin introspeksi ketaqwaan kepada dirinya (bukan
kepada orang lain) harus memahami arti taqwa berikut juga dengan ciri-cirinya.
Takwa adalah seseorang beramal (karena)
ketaatan pada Allah atas petunjuk (cahaya) dari Allah karena mengharap ‘rahmat’-Nya
dan ia meninggalkan maksiat karena petunjuk (cahaya) dari Allah karena takut
akan ‘siksa’-Nya. Tidaklah seseorang dikatakan mendekatkan diri pada Allah
selain dengan menjalankan kewajiban yang Allah tetapkan dan menunaikan hal-hal
yang sunnah.
Pengertian Taqwa secara etimologis
Taqwa
berasal dari kata waqa-yaqi- wiqayah yang artinya menjaga diri (berbuat salah
dan dosa), menghindari dan menjauhi (perbuatan buruk). Sedangkan pengertian ‘taqwa’ secara terminologi
adalah takut kepada Allah berdasarkan kesadaran, yaitu dengan mengerjakan
segala perintah-Nya, dan tidak melanggar, dengan menjauhi segala larangan-Nya
serta takut (waspada) terjerumus dalam perbuatan dosa. Kata taqwa terulang
dalam Al-Qur’an sebanyak 259 kali dengan segala derivasinya.
Kata taqwa mana mengandung makna yang
cukup beragam, di antaranya: memelihara (perbuatan baik), menghindari (dari
berbuat salah), menjauhi (dari perbuatan buruk), menutupi (segala kekurangannya
dengan perbuatan baik), dan menyembunyikan (aib yang hanya Allah saja
mengetahui karena menghindari fitnah yang tidak perlu).
AJARAN ISLAM DALAM BERTAQWA
A
|
jaran Islam yang berhubungan dengan
taqwa dan ciri dari orang-orang yang bertaqwa banyak sekali terdapat di dalam
Al-Qur’an. Malah Al-Qur’an lah yang menguraikan dan mengabarkan tentang
ketaqwaan ini dan menggambarkan pula ciri-ciri orang yang bertaqwa sebagai
berikut:
Mengamalkan Taqwa Melalui Ta’aruf
“Wahai manusia! Sungguh Kami telah menciptakan kamu dari
seorang laki-laki dan seorang perempuan, kemudian Kami jadikan kamu berbangsa-bangsa
dan bersuku-suku agar kamu saling mengenal (ta’aruf). Sungguh, yang paling
mulia diantara kamu di sisi Allah ialah orang yang paling bertaqwa. Sungguha
Allah Maha mengetahui lagi Maha Mengenal.” [QS Al-Hujurāt 49:13]
Membenarkan Yang Benar itu Perbuatan yang Baik
“Dan
orang yang membawa kebenaran (Muhammad) dan orang yang membenarkannya, mereka itulah
orang-orang yang bertaqwa. Mereka memperoleh apa yang mereka kehendaki di sisi
Tuhannya. Demikianlah balasan orang-orang yang berbuat baik,” [QS Az-Zumar 39:33-34]
Bersabar menghadapi cobaan dengan Taqwa
“Jika kamu memperoleh kebaikan, (niscaya) mereka
bersedih hati, tetapi jika kamu tertimpa bencana, mereka bergembira karenanya. (Padahal)
Jika kamu bersabar dan bertaqwa, tipu daya mereka tidak akan menyusahkan kamu
sedikit pun. Sungguh, Allah Maha Meliputi segala apa yang mereka kerjakan. [QS Āli ‘Imrān 3:120]
Berinfaq, Menahan Amarah, dan Pemaaf
“(yaitu)
orang infak, baik di waktu lapang maupun sempit, dan orang-orang yang menahan
amarahnya dan mema’afkan (kesalahan) orang lain. Dan Allah mencintai
orang-orang yang berbuat kebaikan.” [QS Āli ‘Imrān
3:134]
Ingat Kesalahan segera mohon Ampun dan selalu menghindari
Perbuatan Keji
“dan (juga)
orang-orang yang apabila mengerjakan perbuatan keji atau menzalimi (menganiaya)
diri sendiri, (segera) megingat Allah, lalu memohon ampunan atas dosa-dosanya
dan siapa (lagi) yang dapat mengampuni dosa-dosa selain Allah? Dan mereka tidak
meneruskan perbuatan dosa itu, sedang mereka mengetahui.” [QS Ali ‘Imran 3:135]
Selalu Bertaqwa mendapat Kemenangan
“Sungguh, orang-orang yang bertaqwa mendapat
kemenangan. [QS An-Naba’ 78:31]. Dijelaskan
dalam suatau hadist bahwa Rasulullah
SAW bersabda: “Taqwa itu terletak di sini”, sambil beliau SAW menunjuk
ke dada (bahasa Indonesia sring disebut hati) beliau tiga kali. Rasulullah SAW
dalam do’a beliau, “Ya Allah, anugerahkanlah kepada jiwaku ketaqwaannya, dan
sucikanlah jiwaku (dengan ketaqwaan itu), Engkau-lah Sebaik-baik Yang
Mensucikannya, (dan) Engkau-lah Yang Menjaga serta Melindunginya.”
Beriman kepada yang Ghaib, mendirikan Shalat dan
Berinfaq
“(Yaitu) mereka yang beriman kepada yang ghaib, melaksanakan
shalat dan menginfakkan sebahagian rezeki yang Kami berikan kepada mereka,” [QS
Al-Baqarah 2:3]
Beriman kepada Kitab-Kitab Allah dan adanya Akhirat
“dan mereka yang beriman kepada (Al-Qur’an) yang
telah diturunkan kepadamu dan (kitab-kitab) yang telah diturunkan sebelum
engkau, dan mereka yakin akan adanya (kehidupan) akhirat. (QS Al-Baqarah 2:4)
Bukan menghadap ke Timur dan ke Barat, tapi…
“Kebajikan itu bukanlah menghadapkan wajahmu ke arah
timur dan ke barat, tetapi kebajikan ialah (kebajikan) orang yang beriman
kepada Allah, Hari Akhir, malaikat-malaikat, kitab-kitab, dan nabi-nabi dan
memberikan harta yang dicintainya kepada keraba, anak yatim, orang-orang
miskin, orang-orang yang dalam perjalanan (musafir kehabisan bekal), peminta-minta;
dan untuk memerdekakan hamba sahaya, yang melaksanakan shalat dan menunaikan
zakat, orang-orang yang menepati janjinya apabila berjanji, dan orang-orang yang sabar dalam
kesempitan, penderitaan dan pada masa peperangan. Mereka itulah orang-orang
yang benar, dan mereka itulah orang-orang yang bertakwa. (QS Al-Baqarah 2:177).
Berpuasa Ramadhan
“Wahai orang-orang yang beriman! Diwajibkan atas kamu
berpuasa sebagaimana diwajibkan atas orang sebelum kamu agar kamu bertaqwa, (QS
Al-Baqarah 2:183)
Tidak Silau dengan Keindahan Duniawi
“Kehidupan dunia dijadikan terasa indah dalam
pandangan orang-orang yang kafir, dan mereka menghina orang-orang yang beriman.
Padahal orang-orang yang bertaqwa itu berada di ata mereka pada di Hari Kiamat.”
(QS Al-Baqarah 2:212)
Selalu Berbuat Kebajikan
Dan kebajikan
apa pun yang mereka kerjakan, tidak ada yang mengingkarinya. Dan Allah Maha Mengetahui orang-orang yang ber-taqwa.
(QS ‘Āli ‘Imrān 3:115)
PENUTUP
T
|
aqwa adalah sikap
jiwa yang berintikan kesadaran Ketuhanan dan perilaku muslim dalam menjaga,
memelihara dan melindungi dirinya dalam hubungan dengan Allah, sehingga
terpelihara nilai dan harkat kemanusiannya dalam menuju puncak hubungan yang
suci dengan Allah SWT dan bermanfaat atau
mempunyai efek kepada hubungan sesama manusia dan alam sekitarnya.
Fokus penulisan ini
adalah untuk menjelaskan tentang makna taqwa, ciri-ciri orang yang bertaqwa, istiqamah
dalam bertaqwa, realisasi taqwa, serta taqwa sumber kemenangan dan keselamatan.
Berdasarkan uraian
tersebut diatas dapat disimpulkan, bahwa taqwa adalah benteng hati yang kokoh
yang mendorong kepada perbuatan kebajikan, pertahanan diri dari kejahatan dan
dosa yang dimanifestasikan pada prilaku.
Taqwa bukan sekedar
benteng batin, sikap jiwa yang bergerak menuju kesucian (kebersihan jiwa yang
menimbukkan akhlakul karimah - moral dan integritas yang baik). Tapi juga
mencakup prilaku insan dalam hubungannya dengan Tuhan yang implikasinya
terlihat pada semua aspek hidup seperti ibadah, amal shaleh, ihsan dan hubungan
sesama manusia dan manusia dengan alam lingkungannya.
Demikianlah
uraian tajuk diatas. Semoga bermanfaat. “Maha Sempurna
Engkau ya Allah, dan segala puji bagi-Mu. Aku bersaksi bahwa tiada Tuhan
melainkan Engkau. Aku mohon ampun dan bertaubat kepada-Mu.” Billāhit Taufiq
wal-Hidāyah. □ AFM
Catatan Kaki:
[1] [QS Al-Hujurāt
49:13]
[2] 3T1I - Wahai manusia! Sungguh Kami telah
menciptakan kamu dari seorang laki-laki dan seorang perempuan, kemudian Kami
jadikan kamu berbangsa-bangsa dan
bersuku-suku agar kamu TA’ARUF (saling kenal mengenal, artinya kemauan orang
yang siap hidup bersama dengan orang atau bangsa lain dalam ‘perbedaan’). [QS
Al-Hujurāt 49:13].
Prinsip TA’ARUF ini meliputi 3T1I.
Yaitu: Ta’aruf; Tafahum; Ta’awun dan Itsar. Maknanya adalah (T) Ta’aruf yakni
saling mengenal; (T) Tafahum yakni saling memaklumi latar belakang hidup,
keyakinan dan pandangan hidup; namun dapat melakukan (T) Ta’awun yakni kerja
sama dalam masalah hubungan sesama manusia; (I) Itsar yakni tidak saling bertengkar,
tidak saling memusuhi, tidak saling memerangi. □□