wa ja’alnā minalmā-i kulla syay-in hayyin. Artinya:
Dan Kami jadikan
segala sesuatu yang hidup berasal dari air, Qur’an Surah Al-Anbiyā’ 21:30.
PENDAHULUAN
D
|
ari penyelidikan yang ada seperti teleskop
raksasa yang ada di bumi, setelit teleskop hubble yang menjelajahi angkasa, pengiriman
manusia yang menggunakan pesawat Apollo yang kapsulnya mendarat di permukaan bulan.
Selanjutnya menggunakan robot kendaraan Spirit
and Opportunity serta Curiosity yang membawa peralatan
dan instrumen penelitian di daratan Mars. Di permukaan dan alam sekelilingnya
yang dijelajahinya termasuk penelitian dari galian tanah di planet Mars. [1] Dari
keduanya penelitiannya baik di bulan maupun di mars tidak ditemukan adanya sumber air. Tidak ada pula kehidupan
makhluk hidup seperti pepohonan, tanaman. Begitu pula kehidupan makhluk biologis dan lainnya, apa
lagi manusia seperti di bumi.
Demikianlah dengan tidak ada sumber air, maka
makhluk biologis tidak ada pula. Dapat disimpulkan bahwa korelasi antara sumber
air dan adanya kehidupan makhluk biologis sangat signifikan sekali. Hal ini
dipertegas lagi oleh Yang Maha Benar dan
Maha Pencipta atas firman-Nya, “wa ja’alnā minalmā-i
kulla syay-in hayyin”. Artinya: Dan Kami jadikan
segala sesuatu yang hidup berasal dari air, Qur’an Surah Al-Anbiyā’ 21:30. Pahamlah sekarang kita kenapa baik di Bulan dan di Mars
tidak ada kehidupan makhluk biologis, karena di sana itu tidak ada sumber air,
seperti sungai, laut dan lautan serta air terjun atau mata air.
AIR SUMBER KEHIDUPAN
Agar Sadar Diri dan Imannya Teguh
Oleh: A. Faisal Marzuki
Oleh: A. Faisal Marzuki
K
|
ajian kita mulai dari mengambil dalil
dari Firman-Nya yang artinya “Allah-lah yang
menciptakan Langit Ruang Angkasa (Samāwāti) dan Bumi (Ard) dan segala apa yang ada
diantara keduanya dalam enam masa...maka
apakah kamu tidak memperhatikan”, Qur’an Surah As-Sajdah 32:4.
Mempelajarinya
adalah bernilai ibadah, karena dianjurkan untuk mengetahui agar keimanannya tambah
mantap artinya tidak goyah dengan adanya kemajuan-kemajuan dari iptek dan adanya 'cara pandang berpolitik tidak perlu lagi bersumber dari kebenaran' disebut (nama kerennya) 'post-truth politics'.
Di era millenial ke-3 dengan 'post-truth politics' ini yang dengan itu orang mulai tidak perlu menggunakan ajaran integritas moral dan kejujuran dari ajaran agama dalam bernegara, karena post-truth politics' dianggap ilmiah dan modern, padahal menghancurkan sendi-sendi bernegara yang tegaknya oleh karena integritas. Dalam catatan secarah jelas peran Islam dan Nasionalis saling memahami satu sama lain karena masing-masing berintegritas, lihat Sejarah Indonesia khususmya hubungan antara UUD 45 dan Piagam Jakarta. [2]
Di gelombang ketiga kemerdekaan Indonesia lahirnya zaman Orde Reformasi - post-g30s/pki’ ”agama dipisahkan dalam kehidupan bernegara.” Yaitu agar memisahkan persoalan politik dan negara. [3] Hal tersebut bisa cenderung disalah gunakan tafsirannya. Karena dalam perjalanan sejarahnya menunjukkan seperti itu. (2) Pada zaman Orde Baru mengatakan ”bukan negara sekuler bukan pula negara teokrasi. Orde Lama mengatakan bahwa Pembukaan Undang-Undang Dasar 1945 (UUD 45) bersumber dari Piagam Jakarta. (2) Ini artinya ‘ruh agama’ ada di UUD 45 sebagaimana sila pertama Pancasila Ketuhanan Yang Maha Esa. [2]
Di era millenial ke-3 dengan 'post-truth politics' ini yang dengan itu orang mulai tidak perlu menggunakan ajaran integritas moral dan kejujuran dari ajaran agama dalam bernegara, karena post-truth politics' dianggap ilmiah dan modern, padahal menghancurkan sendi-sendi bernegara yang tegaknya oleh karena integritas. Dalam catatan secarah jelas peran Islam dan Nasionalis saling memahami satu sama lain karena masing-masing berintegritas, lihat Sejarah Indonesia khususmya hubungan antara UUD 45 dan Piagam Jakarta. [2]
Di gelombang ketiga kemerdekaan Indonesia lahirnya zaman Orde Reformasi - post-g30s/pki’ ”agama dipisahkan dalam kehidupan bernegara.” Yaitu agar memisahkan persoalan politik dan negara. [3] Hal tersebut bisa cenderung disalah gunakan tafsirannya. Karena dalam perjalanan sejarahnya menunjukkan seperti itu. (2) Pada zaman Orde Baru mengatakan ”bukan negara sekuler bukan pula negara teokrasi. Orde Lama mengatakan bahwa Pembukaan Undang-Undang Dasar 1945 (UUD 45) bersumber dari Piagam Jakarta. (2) Ini artinya ‘ruh agama’ ada di UUD 45 sebagaimana sila pertama Pancasila Ketuhanan Yang Maha Esa. [2]
Bahasan ini di dorong oleh kepedulian berbangsa yang perlu 'jurdil' (kejujuran dan keadilan) yang ada pada ajaran Islam. Dan keteladanan dari kualitas
pemikiran atau pemahaman seorang Ūlil Albāb melihat 'alam nan terkembang jadi guru' [4] yang memotivasi
penulis sebagaimana Qalam Illāhi
mengatakan:
Sesungguhnya dalam penciptaan langit dan bumi, dan
pergantian malam dan siang terdapat tanda-tanda (ayat-ayat Kauliyah kebesaran
Allah di Alam Semesta - Universe )
bagi Ūlil Albāb.
yaitu orang-orang yang mengingat Allah sambil
berdiri, duduk, atau dalam keadaan berbaring, dan mereka memikirkan tentang
penciptaan langit dan bumi sambil berkata,
“Wahai Tuhan kami, tidaklah Engkau menciptakan semua
ini dengan sia-sia, Mahasempurna Engkau (atas segala ciptaan-Nya), lindungilah
kami dari azab neraka (karena salah sangka, duga negatif, atau tidak
memanfaatkan di jalan-Nya)”, Qur’an Surat Āli ‘Imrān 3:190-191.
Selanjutnya yang menjadi bahan memahami kajian tema ini adalah clues
(petunjuk) ada di Qur’an Surah As-Sajdah
32:4 seperti telah disebutkan diatas sekali. Dan Surah An-Nāzi’āt yang artinya ”(27)
Apakah penciptaan kamu yang lebih hebat ataukah langit yang telah dibangunnya?
(28) Dia telah meninggikan bangunannya lalu menyempurnakannya, (29) dan Dia
menjadikan malamnya (gelap gulita), dan menjadikan siangnya (terang benderang).
(30) Dan setelah itu bumi Dia hamparkan.
(31) Darinya Dia pancarkan mata air, dan (ditumbuhkan) tumbuh-tumbuhannya.
(32) Dan gunung-gunung Dia pancangkan dengan teguh. (33) (Semua itu) untuk kesenanganmu dan untuk
hewan-hewan ternakmu”, QS An-Nāzi’āt 79:27-33.
PENJELASAN PENCIPTAAN
ALAM SEMESTA DALAM
ENAM MASA
A
|
l-Qur’an surat ke-32, As-Sajdah, ayat ke-4 penggal pertama
menerangkan bahwa Samāwāti (Langit Ruang
Angkasa) dan Ard (Bumi) dan apa yang ada diantara keduanya –
disebut sebagai Alam Semesta terbentuk sampai seperti yang ada sekarang
ini diperlukan dalam enam (sittati) masa (ayyāmin). Ada pula dalam
terjemahan yang lain dari kata Al-Qur’an - ayyāmin mengartikan
dengan kata hari.
Kalau tidak paham
fenomena (ayat-ayat) Kauniyah ini sering
menimbulkan permasalahan. Sebab, enam masa tersebut ditafsirkan berbeda-beda,
mulai dari enam hari, enam
periode, hingga enam tahapan. Oleh karena
itu, pembahasan berikut mencoba menjelaskan bahwa sittati ayyāmin
itu maksudnya adalah enam masa, dari
sudut pandang keilmuan kosmologi, astronomi dan fisika atau fisika nuklir serta
geologi yang mempelajari dengan sungguh fenomena Kauniyah ini. Dasar penelitiannya dengan mempelajari fenomena-fenomena Alam
Semesta yang dikaitkan dengan beberapa ayat Al-Qur’an yang bertalian dengannya.
Dari sejumlah ayat
Al-Qur’an yang berkaitan dengan kata sittati
ayyāmin yang artinya enam masa bukan
enam hari adalah pada surat ke-79, surat An-Nāzi’āt. Isi firman Allah dalam
surat An-Nāzi’āt pada ayat 27 sampai dengan ayat 33 seperti ayat-ayat Kauniyah dalam Qalam Illahi tersebut di atas, tampaknya
dapat menjelaskan tahapan enam masa
terjadinya penciptaan Alam Semesta secara kronologis. [5] Urutan masa
tersebut sesuai dengan urutan ayat-ayatnya. Bahasan lengkapannya ada di (klik
-->) Penciptaan
Alam Semesta Dalam Enam Masa.
Topik yang akan dibahas disini adalah penciptaan makhluk dari air [6] sebagai yang menyebabkannya adanya
makhluk biologis. Selanjutnya dengan air ini sebagi sumber kehidupan makhluk
biologis termasuk kemudiannya manusia. [6]
Makhluk biologis waktu penciptaan Alam Semesta masa pertama dari alam semesta ini belum ada.
Makhluk biologis ada setelah memasuki masa kelima penciptaan alam semesta.
Karena alam semesta belum cukup untuk dapat memungkinkan dan memenuhi syarat kehidupan
makhluk biologis.
Alam semesta belum stabil. Panasnya sangat
kepalang tanggung amat-amat-amat panasnya, karena benda-benda di alam jagat
raya seperti langit, bintang-bintang, gugus bintang, dan benda-benda angkasa
seperti matahari, planit-planit sedang dalam keadaan prosesmenjadi dan air pun
sebagai sumber kehidupan makhluk biologi belum ada. Malah benda-benda angkasa
ini saling bertabrakan. Baru pada masa kelima
proses penciptaan alam semesta ada tanda-tanda akan adanya makhluk biologis,
yaitu adanya sumber air.
MULAI ADA AIR DI BUMI
“Darinya Dia pancarkan mata
air, dan (ditumbuhkan) tumbuh-tumbuhannya”, Al-Qur’an Surah An-Nāzi’āt, ayat 31.
P
|
engiriman Air ke Bumi Melalui Komet, Qur’an Surah An-Nāzi’āt, ayat 31). Bunyi firman-Nya: “Darinya Dia pancarkan mata air, dan (ditumbuhkan)
tumbuh-tumbuhannya”. Dari ayat 31 di
atas, dapat diartikan bahwa di Bumi belum terdapat air ketika mula-mula
terbentuk. Jadi, ayat ini menunjukan evolusi Bumi dari tidak ada air menjadi
ada air.
Jadi, darimana
datangnya air? Air [6] diperkirakan berasal dari komet yang menumbuk Bumi
ketika atmosfer Bumi masih sangat tipis. Unsur hidrogen yang dibawa komet
kemudian bereaksi dengan unsur-unsur di Bumi dan membentuk uap air. [6] Uap air
ini kemudian turun sebagai hujan yang pertama. Bukti bahwa air berasal dari
komet, adalah rasio Deuterium dan Hidrogen pada air laut, yang sama dengan
rasio pada komet. [5] [6] Deuterium adalah unsur Hidrogen yang massanya lebih
berat daripada Hidrogen pada umumnya. [5]
Karena semua
kehidupan berasal dari air, maka setelah air terbentuk, kehidupan pertama mulai ada
berupa tumbuhan bersel satu itu pun mulai muncul di dalam air.
MULAI
ADANYA KEHIDUPAN
MAKHLUK
BIOLOGIS DAN MANUSIA
Dan kamu lihat
bumi ini kering (tak ada kehidupan makhluk biologis samasekali), kemudian
apabila telah Kami turunkan air (hujan) diatas (bumi)-nya hiduplah bumi itu
menjadi subur dan menumbuhkan berbagai jenis (makhluk-makhluk biologis seperti
burung-burung, kupu-kupu, bunga-bungaan tetumbuhan, dst, dst) yang indah (rupanya),
Qur’an Surah Al-Hajj 22:5.
P
|
roses geologis serta lahirnya hewan dan manusia, Qur’an Surah An-Nāzi’āt, ayat 32 dan ayat 33. Bunyi firman-Nya ayat 32: ”Dan gunung-gunung Dia pancangkan dengan teguh” Makna dari tinjauan ilmuan Kauniyah, ”gunung-gunung
dipancangkan dengan teguh.” Artinya, gunung-gunung terbentuk setelah
penciptaan ’daratan’, ’pembentukan air’ dan ’munculnya tumbuhan pertama’.
Gunung-gunung terbentuk dari adanya interaksi antar lempeng superkontinen disebut
Pangaea yang tadinya satu superkontinen menjadi kontingen-kontingan yang
disebut benua-benua. Kemudian terpisah menyebar menjadi bagian benua-benua
dengan nama masing-masing seperti Asia, Afrika, Eropa, Amerika Utara, Amerika
Selatan, dan Australia. [5]
Sedang fungsi
gunung-gunung yang ada pada setiap benua adalah sebagai ”pasak” Bumi benua
masing-masing, sebagaimana yang tercantum dalam surat ke 16, surat An-Nahl
ayat 15 yang artinya: ”Dan Dia menancapkan
gunung di Bumi agar Bumi itu tidak bergoncang bersama kamu, (dan Dia
menciptakan) sungai-sungai dan jalan-jalan agar kamu mendapat petunjuk.”[5]
Guna adanya dataran tanah di Bumi pada
masing-masing benua bagi manusia oleh Tuhan Mahapencipta diterangkan dalam
firman-Nya sebagai berikut: “(Semua itu)
untuk kesenanganmu dan untuk hewan-hewan ternakmu,” Surat An-Nāzi’āt ayat 33. Kemudian, setelah gunung mulai terbentuk, dan adanya air
di laut dan di sungai-sungai serta jalan-jalan, maka terciptalah tumbuhan dan
hewan. Dan last but not lease akhirnya
manusia sebagaimana disebutkan dalam ayat 33 di atas. Jadi, usia manusia
relatif masih sangat muda dalam skala waktu geologi. [5]
Jika diurutkan
dari Masa Ketiga hingga Masa Keempat, maka empat masa tersebut dapat
dikorelasikan dengan empat masa dalam Surat Fushshilat ayat 10 yang artinya: ”Dan Dia ciptakan padanya (bumi) gunung-gunung yang
kokoh di atasnya. Dan kemudian Dia berkahi, dan Dia tentukan makanan-makanan
(bagi penghuni)nya dalam empat masa. Memadai (memenuhi kebutuhan) untuk mereka
yang memerlukannya”.[5]
PENUTUP
D
|
emikianlah proses
sejak kemunculan alam semesta hingga akhirnya terciptanya manusia seperti kita
sekarang ini. Uraiannya diambil dari penafsiran ”enam masa penciptaan alam”
dalam surat As-Sajdah ayat 4,
kemudian pada penggal terakhir menyebutkan ”maka
apa kamu tidak perhatikan,” Qur’an Surah As-Sajdah 32:4.
Hal ini mengundang
Ulil Albab [4] mencari tahu, yaitu
dengan mengunakan sebagai perantara antara kombinasi aqli dan naqli. Aqli,
kajian (penelitian) alam semesta (ayat-ayat kauniyah) menggunakan metodelogi
sains. Naqli, pentadabburan (kajian)
ayat-ayat Al-Qur’an (terutama ayat alam semesta) yang bertalian dengan alam
semesta yang sedang diselidiki.
Apa yang terjadi
dalam setiap masa proses penciptaan
alam semesta yang disebutkan
dalam Surah An-Nāzi’āt dari ayat 27 sampai ayat 33. Dari memahami Surah tersebut dengan pengetahuan yang baru menggunakan metodelogi sains dan pentadabburan (kajian)
ayat-ayat Al-Qur’an Surah-Surah An-Nāzi’āt, Al-Anbiyā’, As-Sajdah, An-Nahl, Āli
‘Imrān, Al-Hajj, dengan itu tersimpulkan manfaat Alam Semesta bagi manusia. Yaitu untuk
kesejahteraan kehidupan manusia di bumi dan lingkungan hidupnya sekitarnya -
sebagaimana yang disebutkan dalam surat Fushshilat
ayat 10 - Dia ciptakan
bumi, gunung-gunung yang kokoh di atasnya. Dan kemudian Dia berkahi. Dan Dia
berikan rezeki-rezeki yang cukup bagi kebutuhan dan keperluan hidupnya di Bumi.
Memang sungguh Dia (Allah) Mahahidup. Dia (Allah) Mahaberdirisendiri
mengurus semua makhluk-Nya dengan sebaik-baiknya melalui perantaraan fasilitas
yang telah Dia (Allah) ciptakan dan sediakan bagi makhluknya dengan
sebaik-baiknya.
Tinggal lagi manusia yang diberi kemampuan sebagai khalifah pemakmur
kehidupannya di Bumi sadar dan syukur akan pemberian-Nya bagi kepentingan
sesama ummat manusia dengan lingkungan alamnya agar hidupnya sejahtera.
Itu hanya dapat dicapai dengan bekerja (ikhtiar sunatullah) menurut
bidang dan kemampuan masing-masing. Namun, hal itu hanya dapat dicapai dengan
baik asalkan adanya dalam kehidupan bersosial kemasyarakatannya ditegakkan
dengan keadilan, dari adil timbul keamanan. dari keamanan timbul kedamaian. Baru
peradaban manusia yang di ridhoi-Nya, ada dan maju serta berkembang secara
signifikan sebagai negara yang adil dan makmur (aman, damai serta sejahtera) dalam naungan dan suasana ”Baldatun Thoyyibatun wa Rabbun Ghofūr” [7] bagi seluruh penduduknya. Wallāhu A’lam bish-Shōwab. Billāhitt Taufiq
wal-Hidāyah. □ AFM
Catatan Kaki:
[1] NASA's Mars Exploration Rover (MER)
mission was a robotic space mission involving two Mars rovers, Spirit and Opportunity,
exploring the planet Mars. It began in 2003 with the launch of the two rovers:
MER-A Spirit and MER-B Opportunity—to explore the Martian surface
and geology; both landed on Mars at separate locations in January 2004. Both
rovers far outlived their planned missions of 90 Martian solar days: MER-A Spirit
was active until March 22, 2010, while MER-B Opportunity was active
until June 10, 2018 and holds the record for the longest distance driven by any
off-Earth wheeled vehicle. Terjemahannya: Misi Mars Exploration Rover (MER) NASA adalah misi robot
luar angkasa yang melibatkan dua penemu Mars, Spirit dan Opportunity,
menjelajahi planet Mars. Itu dimulai pada tahun 2003 dengan peluncuran dua
penemu: MER-A Spirit dan Peluang MER-B — untuk menjelajahi permukaan Mars dan
geologi; keduanya mendarat di Mars di lokasi yang terpisah pada Januari 2004.
Kedua penjelajah jauh melampaui misi yang direncanakan selama 90 hari matahari
Mars: MER-A Spirit aktif hingga 22 Maret 2010, sementara Peluang MER-B aktif
hingga 10 Juni 2018 dan rekor yang bertahan lama dalan
kemampuan jelajah jarak yang terpanjang
digerakkan oleh kendaraan roda di luar bumi.
[https://en.wikipedia.org/wiki/Mars_Exploration_Rover]
Curiosity is a car-sized rover designed
to explore the crater Gale on Mars as part of NASA's Mars Science Laboratory
mission (MSL). Curiosity was launched from Cape Canaveral on November 26, 2011,
at 15:02 UTC and landed on Aeolis Palus inside Gale on Mars on August 6, 2012,
05:17 UTC. The Bradbury Landing site was less than 2.4 km (1.5 mi) from the
center of the rover's touchdown target after a 560 million km (350 million mi)
journey. The rover's goals include an investigation of the Martian climate and
geology; assessment of whether the selected field site inside Gale has ever
offered environmental conditions favorable for microbial life, including
investigation of the role of water; and planetary habitability studies in preparation
for human exploration. Terjemahannya: Curiosity
adalah penjelajah seukuran mobil yang dirancang untuk menjelajahi kawah Gale di
Mars sebagai bagian dari misi Laboratorium Sains Mars (MSL) NASA. Curiosity
diluncurkan dari Cape Canaveral pada 26 November 2011, pukul 15:02 UTC dan
mendarat di Aeolis Palus di dalam Gale on Mars pada 6 Agustus 2012, 05:17 UTC.
Situs Pendaratan Bradbury berjarak kurang dari 2,4 km (1,5 mi) dari pusat
target touchover rover setelah perjalanan 560 juta km (350 juta mi). Tujuan
penjelajah termasuk penyelidikan iklim dan geologi Mars; penilaian apakah
lokasi lapangan yang dipilih di dalam Gale pernah menawarkan kondisi lingkungan
yang menguntungkan bagi kehidupan mikroba, termasuk investigasi peran air; dan
studi kelaikan planet dalam persiapan untuk eksplorasi manusia.
Pada Desember 2012, misi dua tahun Curiosity diperpanjang
tanpa batas waktu, dan pada 5 Agustus 2017, NASA merayakan ulang tahun kelima
pendaratan penjelajah Curiosity. Bajak masih beroperasi, dan pada 23 April
2019, Curiosity telah berada di Mars selama 2386 sol (2451 total hari) sejak
mendarat pada 6 Agustus 2012. (Lihat status saat ini). Desain
Curiosity direncanakan dan berfungsi
sebagai dasar untuk penjelajahan Mars sampai tahun 2020 yang membawa
berbagai instrumen peralatan ilmiah.
[https://en.wikipedia.org/wiki/Curiosity_(rover)]
https://kuncikeyakinan-faisal.blogspot.com/2017/12/sejarah-piagam-jakarta.html
[3] https://nasional.kompas.com/read/2017/03/24/19084521/presiden.
jokowi. pisahkan.agama.dan.politik
[4] Qur’an Surat Āli ‘Imrān 3:190-191.
[5] Prof.
Dr. T. Djamaluddin, Ahli Astronomi, Proses Penciptaan Alam Semesta dalam Enam Masa.
[6] wa ja’alnā minalmā-i kulla syay-in hayyin.
Artinya: Dan Kami jadikan segala sesuatu yang hidup berasal dari air, Qur’an Surah Al-Anbiyā’ 21:30.
wa laqad khalaqnal insāna minsulālatim
min thīn. Artinya: Dan sungguh, Kami telah menciptakan manusia dari saripati (berasal) dari
tanah, Qur’an Surah Al-Mu’minūn 23:12.
[7] Makna lughawi baldatun thoyyibatun wa rabbun ghafūr. Mengapa Allah ‘Azza wa Jalla menyebut Negeri Saba’
sebagai baldatun thayyibatun wa rabbun
ghafūr? Karena dalam bahasa kalimat tersebut mempunyai arti “Negeri yang
baik dengan Rabb Yang Maha Pengampun”. Meski kalimatnya singkat namun maknanya
padat, dan dapat mewakili semua kebaikan yang dulunya ada pada Negeri Saba’
tersebut, karena “negeri yang baik” bisa mencakup seluruh kebaikan alam dan
pemerintahannya yang berkuasa ketika itu, dan “Rabb Yang Maha Pengampun” bisa
mencakup seluruh kebaikan perilaku penduduknya sehingga mendatangkan ampunan
dari Allah Subhanahu wa Ta’ala , Rabb
Alam Semesta. □□
Sumber:
https://misykatulanwar.wordpress.com/2008/06/10/proses-penciptaan-alam-semesta-dalam-enam-masa/
https://afaisalmarzuki.blogspot.com/2015/10/penciptaan-alam-semesta-dalam-enam-masa.html
https://spaceplace.nasa.gov/space-robots/en/
http://www.skyandtelescope.com/astronomy-news/hubble-confirms-dark-energys-clout/
https://afaisalmarzuki.blogspot.com/2014/05/islam-ilmu-pengetahuan-i.html
http://afaisalmarzuki.blogspot.com/2014/05/islam-modernisasi-i.html
Terjermahan arti ayat al-Qur’an diambil
dari ALFATIH, Al-Qur’an Tafsir Per Kata Di Sarikan Dari Tafsir Ibnu Katsir,
Pustaka ALFATIH □□□