Tuesday, March 13, 2018

Islam Sempurnakan Peradaban di Sevilla





K
ota dan kawasan di sekitar Ishbiliya adalah sebutan dalam bahasa Arab untuk kota dan kawasan di sekitar Sevilla, Spanyol. Kota ini terletak di tepian Sungai Guadalquiver. Kaum Muslim menaklukkan kota ini sekitar tahun 716. Sejak itu, ia menjadi kota terbesar kedua setelah Cordoba. Luas areanya mencakup 187 hektar, dengan jumlah penduduk sekitar 83 ribu jiwa. Hingga pertengahan abad ke-9, kawasan perkotaan masih banyak menyisakan jejak peninggalan bangsa Romawi.

Tapi segera mengalami rekonstruksi besar-besaran, begitu jatuh ke tangan umat Muslimin. Abd al-Rahman II, penguasa dari dinasti Umayyah, memerintahkan agar tembok kota dibangun kembali serta diperkuat. Begitu pula kawasan permukiman yang terletak di sisi timur dan utara.

Pembangunan terus berlanjut hingga Khalifah Abu Ya’qub Yusuf memindahkan ibu kota ke Sevilla. Termasuk di antaranya merekonstruksi Alcazar (Istana, Tempat Tinggal Raja, Royal Place) yang dibangun oleh Abd al-Rahman II pada tahun 1172 sampai tahun 1176.

Khalifah juga membangun beberapa masjid besar. Hingga kota itu direbut oleh pasukan Nasrani pimpinan Ferdinand III dari Kastila pada tahun 1248, sudah terdapat sebanyak 72 masjid di seluruh Sevilla (Ishbiliya).

   Di masa keemasannya, saat pemerintahan dinasti Almovarid (Al-Murābitūn), Sevilla (Ishbiliya) adalah kota yang sangat sibuk. Ia pusat dari banyak bidang kehidupan, mulai dari keagamaan, ilmu pengetahuan, ekonomi, hingga budaya. Banyaknya masjid, kata Thomas Glick pada karyanya The Dictionary of the Middle Ages, menandakan berkembangannya aspek agama di sana.

Sedangkan, hadirnya madrasah serta perpustakaan besar menunjang geliat intelektualitas. Adapun pada ranah seni dan budaya diwakili oleh keberadaan bangunan-bangunan berarsitektur menawan, termasuk di antaranya Istana (Alcazar), Masjid Almohad (Al-Murābitūn), menara La Giralda (menara adzan), dan masih banyak lagi.

   Dalam artikel bertajuk Sevilla Islamic Heritage, Sarah Irving menyatakan, keindahan arsitektur Islam di Sevilla telah menghadirkan kekaguman hingga berabad-abad. Ini menjadi salah satu bukti kebesaran peradaban Islam di Spanyol. Sevilla juga merupakan pusat perekonomian di kawasan Laut Mediterania. Kehidupan ekonomi yang sangat kental diabadikan dalam risalah yang ditulis Ibnu Abdun. Sejarawan ini mengungkap secara akurat denyut nadi perekonomian dan perdagangan sehari-hari di kota itu.

Disebutkan bahwa produk unggulan dari wilayah ini yakni minyak zaitun. Sentra pembuatannya berada di Aljarafe [1]. Selain itu, menurut Ibnu Abdun, di pasar-pasar yang ada, berlangsung transaksi dagang dalam jumlah besar untuk komoditas tekstil, rempah-rempah, dan kerajinan logam. [2]


Di Sevilla Lahir Ilmuwan Muslim Terbaik

S
evilla pernah menjadi salah satu kota ilmu yang masyhur ketika kaum Muslimin berkuasa di Andalusia berabad-abad silam. Dalam Peradaban Islam sangat memperhatikan perkembangan aspek keilmuan. Tak terkecuali di Sevilla. Gairah intelektual mewarnai gerak kehidupan masyarakat setempat sehingga melahirkan tokoh serta karya-karya luar biasa yang berkontribusi bagi kemajuan khazanah ilmu pengetahuan Islam.

Sejarawan sains Philip K. Hitti dalam bukunya History of the Arabs mengatakan, reputasi Sevilla tidak kalah mentereng dengan kota-kota ilmu lainnya di Andalusia, semisal Cordoba, Granada, Valencia, Toledo, dan Malaga. Perpustakaan besar, sebagai ciri khas sebuah kota pusat intelektualitas, juga terdapat di kota tersebut.

Demikian pula sarana pendidikan, antara lain madrasah dan universitas, melengkapi jajaran fasilitas ilmu. Tak heran, Sevilla menjadi magnet bagi kaum cendekia dan intelektual dari berbagai wilayah untuk berkiprah. Mereka memperluas wawasan ilmu dalam tingkatan yang paripurna. Beberapa tokoh penting tampil dari kota mengagumkan ini. Di antaranya seorang matematikus terkemuka. Namanya Ibnu al-Yasamin al-Ishbilli.

Ia dikenal luas dari karya yang bertajuk Al-Urjuza al-Yasminiya fil Jabr wal Muqabala, atau puisi tentang Aljabar dan Perbaikan. Al-Ishbilli yang wafat pada tahun 1209 ini berasal dari Afrika Utara. Tapi, pendidikan diperolehnya di Sevilla. Ilmuwan besar Ibnu Qasim al-Shalubin tercatat sebagai salah satu mentornya. Darinya, al-Ishbilli menimba ilmu aljabar. [3]


Ilmu Astronomi Berkembang Pesat di Sevilla



S
ejarah mencatat Al-Urjuza al-Yasminiya, yang kemudian menjadi maha karyanya, ditulis di Sevilla. Begitu besar rasa cinta pada kota itu membuat tokoh hebat ini tidak ingin meninggalkannya. Al-Ishbilli berkarya hingga akhir hayatnya di sini. Dunia ilmu tidak melupakan figur yang satu ini, yakni Abu Muhammad Jabir Ibnu Aflah. Keahliannya terutama pada bidang astronomi. Selain itu, ia sangat menguasai ilmu hitung.

Kehebatan Ibnu Aflah dikagumi banyak kalangan, bahkan bangsa Eropa punya panggilan khusus, Geber (Jabir) yang kerap bersinggungan dengan nama Latin, Jabir Ibnu Hayyan (Jabir - Abu Muhammad Jabir Ibnu Aflah). Seperti halnya al-Ishbilli, sebagian besar masa hidup Ibnu Aflah dihabiskan di Sevilla. Karya besarnya mencakup Kitab al- Haiaa (Koreksi pada Almagest). [4] Di dalamnya dibahas teori gugus planet dekat (Venus dan Merkurius) juga garis edarnya antara matahari dan bumi.

Ia sekaligus mengkritik pemikiran Ptolemeus. Ide dan gagasan Ibnu Aflah terbukti memberi perbaikan penting di lingkup astronomi. Warisan intelektual yang lain adalah model tata surya untuk menggambarkan pergerakan benda-benda angkasa. Prestasi besar ditorehkan Muhammad Ibnu Fattuh al-Khamairi. Kepiawaian dalam mencipta beragam instrumen astronomi menempatkannya dalam jajaran tokoh ilmu paling berpengaruh dari Sevilla.

Al-Khamairi berhasil membangun sebuah astrolabe di kota tersebut. Tepatnya pada tahun 1213. Laman muslim heritage memperkirakan, setidaknya ada delapan instrumen serupa yang dibuat. Kini, alat-alat itu disimpan di beberapa museum besar di Eropa, atau menjadi koleksi pribadi.


Ilmu Pertanian Berkembang Pesat di Sevilla

S
ektor pertanian yang maju pesat di Sevilla pada masa itu turut menarik perhatian kaum cendekia. Muncul nama Abu Zakaria Yahya Ibnu Muhammad Ibnu Ahmad al-Awwam. Kitab Al-Filaha yang ditulisnya mengulas secara mendalam seluk-beluk pertanian. Risalahnya pada bidang ini, Al-Filaha, menjadi karya istimewa pada abad pertengahan, puji Philip K. Hitti. Karya itu mencakup dua bagian utama. Pertama yang berisi tentang karakteristik lahan, pengairan, dan jenis tanaman.

Dan kedua membahas aspek pemilihan bibit, musim panen, cara bercocok tanam, juga penanganan pascapanen. Pengaruh buku ini sangat besar dan telah diterjemahkan ke berbagai bahasa. Ahli botani disematkan pada figur bernama lengkap Abu Abbas Ahmad Ibnu Muhammad Ibnu Mufarraj. Ia lebih di kenal dengan nama al-Nabati. Dia kelahiran Sevilla, tepatnya pada tahun 1240. Ibnu Mufarraj punya kaitan erat dengan ilmuwan besar Ibnu al-Baytar, karena ia adalah gurunya. [5]

Arsitektur Islam



A
rsitektur Islam adalah sebuah karya seni bangunan yang terpancar dari aspek fisik dan metafisik bangunan melalui konsep pemikiran Islam yang bersumber dari Al-Qur’an, Sunnah Nabi, Keluarga Nabi, Sahabat, para Ulama maupun cendikiawan muslim.

Aspek Fisik adalah sesuatu yang tampak secara jelas oleh panca indra. Dalam hal ini sebuah bangunan dengan fasade yang memiliki bentuk dan langgam budaya Islam dan dapat dilihat secara jelas melalui beberapa budaya, seperti budaya Arab, Cordoba, Persia sampai peninggalan Wali Songo. Bentuk fisik yang biasa diterapkan dalam sebuah bangunan seperti penggunaan kubah, ornamen kaligrafi, dan sebagainya.

Aspek Metafisik adalah sesuatu yang tidak tampak panca indra tetapi dapat dirasakan hasilnya. Hal ini lebih kepada efek atau dampak dari hasil desain arsitektur Islam tersebut, seperti bagaimana membuat penghuni / pengguna bangunan lebih nyaman dan aman ketika berada di dalam bangunan sehingga menjadikan penghuni merasa bersyukur. Contoh lain hasil desain ruang-ruang dalam sebuah rumah, bisa menjadikan komunikasi orangtua dan anak lebih dekat, sehingga membuat mereka rajin beribadah.


Penutup

D
emikianlah peran Peradaban Islam di abad tengah, abad dari kejayaan Islam yang mengintegrasikan Ajaran Islam dan Sains serta Teknologi yang membangun Peradaban kelas Dunia – Islam sebagai dīn yang ber-Peradaban.



Hal ini dimungkinkan karena ajaran Islam yang terdapat dalam Al-Qur’an serta As-Sunnah sering memotivasi umat Islam (Muslimin) untuk berilmu, karena dengan iman dan ilmu umat Islam diangkat derajatnya.

Firman-Nya dalam Kitabullah mensuratkan yang artinya: “Allah akan mengangkat derajat orang-orang yang beriman diantaramu dan orang-orang yang diberi ilmu beberapa derajat”. [6] Billahit Taufiq wal-Hidayah. □ AFM



Video --klik--> SEVILLA - ISHBILYA


Catatan Kaki:
[1] El Aljarafe adalah sebuah wilayah yang terletak di provinsi Sevilla, Andalusia, Spanyol.
[2]http://www.republika.co.id/berita/dunia-islam/islam-digest/16/12/09/ohwxj1313-islam-sempurnakan-peradaban-di-sevilla
[3]http://www.republika.co.id/berita/dunia-islam/islam-digest/16/12/09/ohwx7b313-di-sevilla-lahir-ilmuwan-muslim-terbaik
[4] Almagest adalah bentuk Latin dari nama dalam bahasa Arab (الكتاب المجسط al-kitabu-l-mijisti, yaitu "Buku Besar") dari sebuah risalah astronomi yang mengemukakan gerakan kompleks bintang-bintang dan lintasan planet, semula ditulis dalam bahasa Yunani sebagai μαθηματικ σύνταξις (Mathematike Syntaxis, "Risalah Matematika"); kemudian diberi judul Ή Μεγάλη Σύνταξις (Hè Megalè Syntaxis, "Risalah Besar") oleh Ptolomeus dari Alexandria, Mesir. Ptolomeus mempersembahkannya kepada umum di Canopus, Mesir pada tahun 147/148. Model geosentriknya diakui sebagai kebenaran selama lebih dari seribu tahun di Arab dan masyarakat Eropa. Almagest adalah sumber terpenting mengenai informasi tentang astronomi Yunani kuno.
[5]http://www.republika.co.id/berita/dunia-islam/islam-digest/16/12/09/ohwxdg313-ilmu-astronomi-dan-pertanian-berkembang-pesat-di-sevilla
[6] QS Al-Mujādalah 58:11 □□



Sumber:
http://www.republika.co.id
https://id.wikipedia.org/  
https://www.youtube.com/embed/eUMsJ3d7RWE
dan sumber-sumber lainnya. □□□