ILMU
FALAQ
A
|
stronomi
disebut juga sebagai Ilmu Falaq adalah ilmu yang mempelajari lintasan benda-benda
langit, khusunya bumi, bulan dan matahari, pada orbitnya masing-masing dengan
tujuan untuk diketahui posisi benda langit antara satu dengan lainnya, agar
dapat diketahui waktu-waktu di permukaan bumi. Ilmu Falaq disebut juga ilmu hisab (alhisāb - perhitungan), karena ilmu ini menggunakan
perhitungan. Ilmu Falaq disebut huga ilmu rashd
(al-rashd - pengamat). Ilmu Falaq
disebut juga ilmu miqat (al-mīqat - batasbatas waktu), karena
ilmu ini mempelajari batas-batas waktu. Ilmu Falaq disebut juga ilmu haiah (alhīah – keadaan), karena ilmu ini mempelajari keadaan benda-benda
langit.
Sebelum
datangnya Islam, bangsa Arab sudah memiliki pengetahuan dasar tentang ilmu
astronomi, tetapi belum terumuskan secara ilmiyah. Ilmu astronomi terumuskan
dan berkembang pada masa Bani Abbasiyyah sebagai hasil dari akulturasi budaya
Persia, India dan Yunani. Terutama sejak munculnya gairah penerjemahan buku ke
dalam bahasa Arab baik yang diterjemahkan oleh pelajar Nashrani, penyembah
berhala, maupun pelajar Islam sendiri. Buku-buku karya ilmuan terdahulu seperti
“Al Magest” karya Ptolomeus,
buku-buku Plato dan Aristoteles. Dan tokoh yang terkenal Al-Khwarizmi, ia
menulis buku berjudul “Mukhtasar fi Hisab
al-Jabr wa al-Muqabalah” sekitar tahun 825. Kemudiannya, buku ini sangatlah
mempengaruhi pemikiran ilmuan Eropa. Dan, Abul Abbas Ahmad Al-Farghani, dengan
karyanya “Nujum wal Harakāt Al-Samāwiyah”
yang dengan itu ia dinobatkan sebagai pionir dalam bidang astronomi modern.
Ruang
Lingkup Ilmu Falaq pada garis besarnya dibagi menjadi dua macam yaitu ilmu
Falaq Ilmiy, dan ilmu Falaq Amaliy. Ilmu Falaq Ilmiy disebut juga Theoritical
Astronomy, Ilmu Falaq Amaliy
disebut juga Practical Astronomy.
Ilmu Falaq Amaliy inilah yang oleh
masyarakat disebut sebagai Ilmu Falaq atau Ilmu Hisab.
Bahasan
Ilmu Falaq yang dipelajari, ketika itu, dalam Islam terutama yang ada kaitannya
dengan pelaksanaan ibadah, sehingga pada umumnya Ilmu Falaq ini mempelajari 4
bidang, yakni: (1) Penentuan: Arah Kiblat dan bayangan arah kiblat; (2) Penentuan:
Waktu-waktu Shalat; (3) Penentuan: Awal bulan terutama bila mulainya bulan
Ramadhan sehubungan dengan mulai Puasa, dan bulan Dzulhijjah terutama waktu
menentukan wuquf di Arafah (Idul Adha); (4) Perhitungan: Gerhana bulan datang.
Perkembangan
astronomi di Eropa dimulai oleh Yunani sebagai peletak dasar teori metode
ilmiah. Setelah itu Muslim sebagai generasi pelanjutnya. Minat ini oleh Islam
berkenaan dengan motivasi ilmu dari ayat-ayat Al-Qur’an dan kegunaan praktisnya
dalam menentukan arah dan waktu-waktu sholat lima waktu. Terutama ketika kaum
muslimin telah menyebar ke wilayah yang luas seperti dari jazirah Hijaz ke jazirah
Syam (sekarang meliputi Siria, Lebanon, Iran, Irak, Palestina), Mesir,
Al-Andalus (Spanyol Islam) dan lai-lain negeri yang dilakukan oleh para
pedagang Islam dan penjelajah Muslim ke daerah-daerah yang jauh seperti Asia
Tenggara, China, bahkan Amerika.
Setelah
runtuhnya kekhalifahan Islam dengan sendirinya pengetahuan yang dikembangkan
Islam beralih dan di pelajari Barat. Ilmuan yang terkenal pada masa itu adalah Copernicus, ia berpendapat
bahwa semua planet dan matahari tidak mengelilingi bumi hanya bulan saja yang
mengelilinginya, teori ini dinamakan Heliosentris. Teori ini diperkuat oleh
Girdeno Bruno dan Galileo Galilei. Mereka tidak sependapat dengan teori
Geosentris dari Ptolomeus kecuali golongan gereja yang berkuasa ketika itu,
sehingga menghantarkan Galileo Galilei dan Copernicus kepada kematian.
Meskipun, saat itu teori tersebut dilarang oleh kaum gereja, tetapi mereka
tetap melanjutkan dan membuktikn bahwa teori yang mereka anggap itu benar, seperti
Johannes Kepler, Tycho Brahe, Isaac Newton.
KENAPA
ADA BULAN TAMPAK MERAH
P
|
ara ahli astronomi memprediksi Bulan
Purnama berikutnya akan terjadi “Full Sturgeon Moon” (Bulan Bulat Yang Berwarna
Merah), pada tanggal 18 Agustus 2016 yang lalu. Pada waktu itu jika cuaca baik
akan mencapai puncaknya pada jam 05:27 EDT (09:27 GMT), tapi dapat dilihat juga
pada sehari sebelum dan setelah hari puncaknya.
Sebenarnya Bulan terlihat terang bersinar di malam hari, bukan karena bulan itu bercahaya, tetapi bercahayanya bulan karena diperoleh dari sinar matahari. Mataharilah sumber cahaya yang dapat menerangi bulan dan bumi.
Bulan terlihat terang dari Bumi di malam hari, karena pada waktu itu cahaya matahari menyinari langsung dan ditangkap oleh bulan. Kadang kala bentuk bulan seperti bulan sabit. Kala yang lain, menyinari bulan hanya setengahnya. Di kala berikutnya, menyinari seluruh permukaan bulan, dengan itu bulan terlihat bulat penuh. Bentuk Bulan semacam itu hanya dapat dilihat dari permukaan belahan Bumi yang membelakangi matahari. Kedudukan Belahan Bumi seperti itu menjadi gelap, disebut malam hari. Dengan itu benda-benda langit terlihat seperti Bulan ini dan Bintang-Bintang yang berkelip-kelipan di malam hari.
Meskipun Bumi benar-benar menghalangi atau mencegah sinar Matahari langsung mencapai permukaan Bulan, namun Bulan masih terlihat dengan mata telanjang selama terjadinya gerhana Bulan Total. Lihat gambar dibawah.
Hal ini disebabkan atmosfer Bumi
membias sinar Matahari menjadi warna merah, dengan itu secara tidak langsung
tetap menyinari daerah Umbra Matahari sebagai sebagian dari daerah lintasan
garis edar Bulan. Dan ketika itu bulan masuk melintasi daerah Umbra Matahari,
maka tampaklah permukaan bulan menjadi merah, ketika itu. Firman Allah Pencipta
dan Pemelihara Alam semesta menerangkan dalam surat Ar-Rahmān, surat
ke-55, ayat 5 kepada kita sebagai berikut:
Asy-Syamsu wal-Qomaru
bihusbān.
Artinya:
Matahari dan Bulan
beredar menurut perhitungan.
Diayat yang lain Allah Yang Mahakuasa menyebutkan:
Inna fā khalqis samāwāti
wal ardhi wakhtilāqil laili wan nahāri la āyātil li Ūlil Albāb.
Artinya:
Sesungguhnya dalam
penciptaan langit dan bumi, dan pergantuan malam dan siang terdapat tanda-tanda
(clue, isyarat, fenomena dari Allah
Maha Pencipta) bagi Ulil Albab (bagi orang yang berakal, ahli astronomi, ahli
ilmu falaq). [QS Āli ‘Imrān 3:190] [1]
Dengan
itu ahli Astronomi dan ahli-ahli yang berkaitan dengan itu dapat memprediksinya
seperti tajuk diatas. Untuk jelasnya saksikan visualnya melalui video NASA ini.
Billahit Taufiq wal Hidayah. □
AFM
Saksikan Pula tayangan video youtube
NASA ini:
https://www.youtube.com/embed/5gzgSuJM5O8
Referensi:
wwwspacecom/full moon calendar dan NASA
https://id.wikipedia.org/wiki/Falak□□□